Analisis Pendapat Hanafiyah Tentang Mahar Jasa

Hendra, Arfi (2015) Analisis Pendapat Hanafiyah Tentang Mahar Jasa. Skripsi thesis, UIN Imam Bonjol Padang.

[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (190kB) | Preview
[img]
Preview
Text
bab I.pdf

Download (410kB) | Preview
[img] Text
Bab II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (327kB)
[img] Text
Bab III.pdf

Download (386kB)
[img] Text
Bab IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (364kB)
[img]
Preview
Text
Bab V.pdf

Download (131kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Kepustakaan.pdf

Download (186kB) | Preview

Abstract

Skripsi ini berjudul “ Analisis Pendapat Hanafiyah Tentang Mahar Jasa” . Adapun pengertian judul secara keseluruhan adalah suatu studi atau kajian yang mendalam terhadap pendapat Hanafiyyah tentang konsep mahar jasa dan kenapa mahar jasa tidak dibolehkan dalam perkawinan dan harus diganti dengan mahar mitsil. Ditulis oleh Arfi Hendra , Nim 310.130 Jurusan Ahwal al - Syakhsyiyah Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang Mahar merupakan suatu kewajiban yang harus dipikul oleh setiap suami sebagai tanda persetujuan dan kerelaan untuk hidup bersama sebagai suami istri . Pada umumnya mahar/ ma skawin itu dalam bentuk materi (harta) dan non materi (bukan harta/jasa). Mahar materi baik berupa uang atau barang berharga lainnya. Mahar dalam bentuk non materi/ jasa bisa berupa suami melakukan sesuatu yang berharga untuk istri seperti melayani istri sa tu tahun , mengajarkan istri al - Quran, bahkan hanya berupa mengajarkan ayat al - Quran yang dihafal oleh mempelai laki - laki. Menurut Jumhur Ulama selain Imam Abu Hanifah dan pengikutnya mahar dalam bentuk non mater i/jasa ini boleh dalam perkawinan. Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah dan pengikutnya mahar dalam bentuk non materi/jasa tidak di boleh kan karena jasa bukan termasuk dari harta. Mahar jasa seperti ini kalau terjadi di dalam perkawinan maka harus diganti dengan mahar mitsil . Berdasarkan pendapat Imam Abu Hanifah dan pengikutnya tersebut, penulis melakukan penelitian dengan rumusan masalah apa dalil/ alasan Hanafiyah (Imam Kamaluddin bin al - Humam dan Imam Ibnu Abidin) tidak membolehkan mahar jasa dalam perkawinan dan h arus dig anti dengan mahar mitsil, dan bagaimana analisis dalil yang digunakakan Hanafiyah (Imam Kamaluddin bin al - Humam dan Imam Ibnu Abidin) tentang tidak bolehnya mahar dalam bentuk jasa dan harus diganti dengan mahar mitsil?. Jenis penelitian yang digunakan ada lah penelitian kepustakkan (library research) , yaitu dengan menalaah literatur yang berhubungan dengan pembahasan penelitian. Sumber data terdiri diri: sumber data primer yaitu kitab - kitab fikih yang dikarang oleh tokoh - tokoh Hanafiyah di antaranya: Syarh Fathul Qadir, dan Rad al - Mukhtar „ ala ad - Dar al - Mukhtar Syarah Tanwil al - Abshar dan sumber data sekunder yaitu kitab - kitab fikih dan buku - buku yang berkaitan dengan penelitian. Kitab dan buku tersebut dikumpulkan dan kemudian dibahas dan dianalisa d e ngan menggunakan metode deskrip tif analitis, yaitu data hasil penelitian disajikan secara sistematis kemudian diberi hasil analisis dari penulis sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan . Adapun hasil penelitian yang penulis lakukan adalah: Golongan Hanafiya h berpendapat bahwa mahar jasa tidakdibolehkan di dalam perkawinan, karena jasa bukan bagian dari harta, sehingga mahar jasa menjadi rusak (fasid) sedangkan nikah tidak batal dengan mahar yang fasid , maka sebagai ganti dari mahar yang rusak (fasid) itu lak i - laki wajib membayar mahar mitsil kep a da perempuan yang dinikahinya. Dalil iv yang dipergunakan oleh Golongan Hanafiyah adalah al - Quran surat an - Nisa’ ayat 24 “mencari istri dengan hartamu” mengandung kalimat perintah mencari istri dengan membe ri mahar dalam bentuk harta, hadis yang diriwayatkan oleh ad - Daraquthni dan al - Baihaqi “tidak ada mahar yang kurang dari sepuluh dirham” , dan ayat a - Quran surat al - Ahzab ayat 50 “sesungguhnya kam i telah mengetahui apa yang mereka kira - kirakan kepada istri - istri mereka”. Dalam pernikahan dengan mahar jasa, yang menjadi rusak (fasid) adalah maharnya bukan akadnya, supaya pernikahan itu tidak kosong dari mahar maka sebagai ganti dari mahar yang rusak (fasid) adalah mahar mitsil

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Psicology Teology Religion > BD Speculative Philosophy
Divisions: Fakultas Syariah > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Perpus UIN IB Padang
Date Deposited: 20 Feb 2018 19:38
Last Modified: 20 Feb 2018 19:40
URI: http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/545

Actions (login required)

View Item View Item