Mahar Disertai dengan Pemberian Kepada Wali Perspektif Mazhab Syafi'i Dan Mazhab Hambali

Utami, Febri Annisa (2024) Mahar Disertai dengan Pemberian Kepada Wali Perspektif Mazhab Syafi'i Dan Mazhab Hambali. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.

[img] Text (cover dll)
Febri Annisa Utami 2013020006_Cover-Daftar Isi.pdf - Published Version

Download (1MB)
[img] Text (BAB III)
BAB III.pdf - Published Version

Download (939kB)
[img] Text (BAB I)
BAB I .pdf - Published Version

Download (741kB)
[img] Text (BAB V-Daftar Pustaka)
BAB V-Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (600kB)
[img] Text (full)
Febri Annisa Utami 2013020006_Full Text.pdf - Published Version

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya perbedaan pendapat antara Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hambali tentang mahar disertai dengan pemberian kepada wali. Mazhab Syafi’i berpendapat bahwa seorang ayah tidak boleh memberikan syarat atas mahar dari pernikahan anak perempuannya, metode istinbath hukum yang digunakan oleh Mazhab Syafi’i adalah qiyas dan dalil yang digunakan Q.S An-nisa ayat 4. Mazhab Hambali berpendapat bahwa seorang ayah boleh memberikan syarat atas mahar dari pernikahan anak perempuannya, metode istinbath hukum yang digunakan Mazhab Hambali adalah Syar’u man Qablana dalam Q.S Al Qasas ayat 27. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengapa Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hambali berbeda pendapat tentang mahar bersyarat dalam pernikahan?. Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah apa penyebab perbedaan pendapat Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hambali tentang mahar bersyarat dalam pernikahan?, Pendapat mana yang lebih rajih atau kuat untuk di ikuti dari Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hambali tentang mahar bersyarat dalam pernikahan?. Jenis penulisan ini adalah penelitian kepustakaan, yaitu menelaah dan mengkaji kitab kitab dan buku buku yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan maka penulis menyimpulkan bahwa penyebab terjadinya perbedaan pendapat adalah berbeda dalam menggunakan dalil dan metode istinbat hukum. Mazhab Syafi’i menggunakan Qiyas sebagai metode istinbath hukum dengan menyamakan hukum pemberian mahar dengan akad dalam jual beli yaitu seorang wakil yang menjual barang dagangannya tidak boleh mensyaratkan suatu pemberian untuk dirinya sendiri. Mazhab Hambali menggunakan Syar’u man Qablana dalam metode istinbath hukumnya yaitu pendapat umat terdahulu sebelum Nabi Muhammad SAW. Pendapat yang kuat menurut penulis adalah pendapat Mazhab Syafi’i. Karena metode istinbath hukum yang digunakan Mazhab Syafi’i lebih tinggi tingkatannya dari pada Mazhab Hambali. Pendapat Mazhab Syafi’i lebih relevan karena kepemilikan penuh dari mahar adalah mempelai wanita, seorang ayah tidak ada hak dalam memiliki mahar apalagi mensyaratkan mahar untuk dirinya sendiri dari pernikahan anak perempuannya tersebut.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Agama Islam > Fiqih (Hukum Islam) > Perbandingan Mazhab
Agama Islam > Fiqih (Hukum Islam) > Hukum Keluarga, Hukum Perkawinan, Hukum Pernikahan Menurut Islam
Divisions: Fakultas Syariah > Perbandingan Mazhab
Depositing User: Ruang Baca Fakultas Syariah
Date Deposited: 21 May 2024 07:12
Last Modified: 21 May 2024 07:12
URI: http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/19520

Actions (login required)

View Item View Item