Al-Aziz, Hafizh (2023) Wasathiyyah Menurut Ibnu Katsir dan Fakhruddin al-Razi. Skripsi thesis, FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA.
Text (COVER, PENGESAHAN, PERSETUJUAN, PENGANTAR, DAFTAR ISI)
FILE COVER, PENGESAHAN, PERSETUJUAN, PENGANTAR, DAFTAR ISI.pdf - Published Version Download (516kB) |
|
Text (BAB I)
000001 - BAB 1.pdf - Published Version Download (318kB) |
|
Text (BAB III)
000003 - BAB 3.pdf - Published Version Download (434kB) |
|
Text (BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA)
FILE BAB V DAN DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (113kB) |
|
Text (FULLTEXT)
FULLTEXT.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Penelitialn ini dilatarbelakangi dalri permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan yaitu masalah ektremis dalam beragama maupun bersosial, baik ekstrem yang bersikap ketat maupun longgar. Begitu juga terdapat penyelewengan dalam penggunaan term wasathiyyah sehingga menjadi kerancuan bagi umat Islam dalam memahaminya. Sehingga membuat penulis tertarik untuk merujuk kembali makna wasathiyyah berdasarkan penafsiran dua mufassir besar Islam klasik yaitu Ibnu Katsir dan Fakhruddin al-Razi. Penelitialn ini merupalkaln penelitialn yalng bercoralk penelitialn kepustalkalaln (libralry resealrch) yalng bersifalt kuallitaltif. Sumber data penelitian ini berupa sumber primer, yakni karya-karya yang ditulis langsung oleh dua tokoh tersebut yaitu Tafsir al-Qur’an al-Azhim dan Tafsir Mafatih al-Ghaib, serta sumber sekunder, yakni karya pustaka yang relevan dengan tema yang diangkat. Adapun metode analisis data yaitu deskriptif analitis dengan teknik analisis isi (content analysis). Objek penafsirannya adalah empat ayat yang menjadi konsep wasathiyyah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Ibnu Katsir menafsirkan ayat-ayat wasath dalam Al-Qur’an dengan makna khiyar (pilihan), al-ajwad (terbaik), al-adl (adil), waktu Ashar, biasa-biasa saja, paling baik dan paling bijaksana, serta di tengah-tengah (2) Fakhruddin al-Razi menafsirkannya dengan makna adil, terbaik, pertengahan, sesuai standar, paling adil dan utama, serta tidak berlebihan dan berkekurangan dalam segala hal (3) Perbedaannya adalah penafsiran Ibnu Katsir banyak menggunakan riwayat, sedangkan al-Razi lebih variatif dengan menggunakan banyak aspek keilmuan (4) Penafsiran wasathiyyah oleh Ibnu Katsir dan Fakhruddin al-Razi masih sangat relevan dengan konteks masa kini dan jika diimpelementasikan akan mampu berkontribusi menciptakan umat Islam moderat yang ramah dan santun sehingga membuat keharmonisan dalam kehidupan. Kata Kunci: Wasathiyyah, Ibnu Katsir, Fakhruddin al-Razi
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Wasathiyyah, Ibnu Katsir, Fakhruddin al-Razi |
Subjects: | Agama Islam > Al-Qur'an dan Ilmu Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Ruang Baca FUSA |
Date Deposited: | 12 Oct 2023 06:22 |
Last Modified: | 12 Oct 2023 06:22 |
URI: | http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/16272 |
Actions (login required)
View Item |