PEMBAHASAN AKIDAH DALAM KITAB TAFSIR AL-JĀMI’ LI AHKĀM AL-QUR’ĀN KARYA AL-QURṬUBI

Resya Farasy, Fitrah Naffasa (2022) PEMBAHASAN AKIDAH DALAM KITAB TAFSIR AL-JĀMI’ LI AHKĀM AL-QUR’ĀN KARYA AL-QURṬUBI. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.

	Text Resya Farasy Fitrah Naffasa_2020080015_Cover, dll - Resya Farasy Fitrah Naffasa.pdf - Published Version Download (610kB)
	Text Resya Farasy Fitrah Naffasa_2020080015_BAB I - Resya Farasy Fitrah Naffasa.pdf - Published Version Download (4MB)
	Text Resya Farasy Fitrah Naffasa_2020080015_BAB III - Resya Farasy Fitrah Naffasa.pdf - Published Version Download (4MB)
	Text Resya Farasy Fitrah Naffasa_2020080015_BAB V - DAFTAR PUSTAKA - Resya Farasy Fitrah Naffasa.pdf - Published Version Download (4MB)
	Text Resya Farasy Fitrah Naffasa_2020080015_Fulltext - Resya Farasy Fitrah Naffasa.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

Resya Farasy Fitrah Naffasa, 2020080015, PEMBAHASAN AKIDAH DALAM KITAB TAFSIR AL-JĀMI’ LI AHKĀM AL-QUR’ĀN KARYA AL-QURṬ , Tesis : Program Studi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, Program Pasca Sarjana UIN Imam Bonjol Padang, 2022. 96 halaman. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah banyak orang yang keliru dalam memahami kedudukan akal dah wahyu. Mereka juga bersifat apatis karena merasa kehidupannya sudah ditentukan oleh Allah. Selain itu, mereka mudah menyalahkan orang lain karena memiliki pemahaman yang berbeda dengan dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan penjelasan al-Qurṭub tentang permasalahan tersebut ang mana topik pembahasan ini adalah topik kedua di dalam kitab tafsirnya al-Jāmi' li Ahkām al-Qur'ān. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : bagaimana penafsiran al-Qurṭub tentang wah u sebagai informasi, peran Allah dalam perbuatan manusia dan kedudukan orang yang berbuat dosa dalam kitab tafsir al-Jāmi' li Ahkām al-Qur'ān. Penelitian ini bercorak library research sedangkan sumber datanya yaitu kitab tafsir al-Jāmi' li Ahkām al-Qur'ān dan beberapa literatur lain yang relavan dengan pembahasan ini. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan analisis historis. Hasil dari penelitian ini, pertama, dilihat dari penafsiran al-Qurṭub pada ayat-ayat yang berhubungan akal dan wahyu, dapat diketahui bahwa pemahaman al-Qurṭub tentang hal ini adalah pemahaman alirah As ‟ari ah. Sama halnya seperti yang dipahami oleh al-Qurṭub , aliran As ‟ari ah juga menempati wahyu sebagai posisi yang lebih tinggi daripada akal. Wahyu berfungsi sebagai informasi dan pedoman agar akal tidak terjerumus pada pemahaman yang salah. Sedangkan akal berfungsi untuk memahami dan mengetahui semua hal yang diinformasikan oleh wahyu. Saat menafsirkan ayat-ayat yang berhubungan dengan kebabasan manusia dalam berkehendak, al-Qurṭub menjelaskan bahwa sebenarn a Allah memiliki peran dalam pebuatan manusia. Hal ini tidak seperti apa yang dipahami oleh aliran selain As ‟ari ah. Al-Qurṭub menekankan bahwa walaupun ada peran Allah dalam perbuatan manusia, manusia tetap harus mengusahakan apa yang ia kehendaki agar mendapatkan manfaat untuk dirinya dan menghindari kemudharatan. Pemahaman al-Qurṭub tentang pembahasan ini berasal dari pemahaman As ‟ari ah dalam teori al-kasb. Perbuatan manusia pada hakikatnya berasal dari kemampuan yang Allah berikan. Akan tetapi, manusia tidak kehilangan sifatnya sebagai pembuat. Adapun penjelasan al￾Qurtubi tentang kedudukan orang yang berbuat dosa, al-Qurṭub memberikan kritik dan bantahan pada aliran Khawarij. Dilihat dari cara al-Qurṭub menafsirkan ayat, al-Qurṭub memberikan penjelasan yang sama dengan apa yang dijelaskan oleh al-As ‟ari . Orang yang berbuat dosa tetapi tidak menyekutukan Allah bukanlah disebut sebagai orang kafir. Mereka adalah orang yang fasik

Actions (login required)

View Item