Yunita,, Tia (2022) KONSEP AKAL MENURUT HAMKA DALAM BUKU FALSAFAH HIDUP. Skripsi thesis, Universitas UIN Imam Bonjol Padang.
Text
Tia Yunita_1815010013_Bab I - Tia Yunita.pdf Download (560kB) |
|
Text
Tia Yunita_1815010013_Bab II - Tia Yunita.pdf Restricted to Repository staff only Download (523kB) |
|
Text
Tia Yunita_1815010013_Bab III - Tia Yunita.pdf Download (562kB) |
|
Text
Tia Yunita_1815010013_Bab IV - Tia Yunita.pdf Restricted to Repository staff only Download (488kB) |
|
Text
Tia Yunita_1815010013_Bab V-Daftar Pustaka - Tia Yunita.pdf Download (759kB) |
|
Text
Tia Yunita_1815010013_Fulltext - Tia Yunita.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) |
|
Text
Tia Yunita_1815010013_Cover,dll - Tia Yunita.pdf Download (1MB) |
Abstract
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah manusia dengan adanya akal tetap sama dengan makhluk ciptaan Allah lainnya? Penelitian ini menjawab persoalan diatas berdasarkan pandangan Hamka. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana konsep akal menurut Hamka dalam buku Falsafah Hidup”. Permasalahan penelitian ini dibatasi dengan tiga hal, yakni: Bagaimana konsep akal menurut Hamka, apa tujuan dan fungsi akal menurut Hamka, dan bagaimana relevansi akal dan ilmu dalam kehidupan menurut Hamka. Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah untuk menjelaskan akal menurut Hamka, tujuan dan fungsi akal menurut Hamka, dan relevansi akal dan ilmu dalam kehidupan menurut Hamka. Jenis penelitian ini adalah kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode deskriptif, metode isi (konten analisis) dan metode penarikan kesimpulan. Sumber data dalam penelitian ini, yaitu sumber primer dari buku “Falsafah Hidup” karya dari Hamka. Sedangkan sumber data sekunder dari penelitian ini ialah bahan bacaan yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis bahas. Hasil penelitian dalam skripsi ini adalah akal menurut Hamka adalah ikatan. Akal mengikat manusia supaya tidak lepas mengikuti hawa nafsunya. Dengan adanya akal manusia memiliki kebebasan untuk berpikir dan berkehendak. Larangan berfilsafat bagi Hamka sama saja dengan menghambat kemajuan dan menimbulkan kelesuan dalam berpikir. Akal mempunyai kedudukan yang mulia dalam Islam. Akal yang sehat selalu sejalan dengan syariat Allah swt. dalam segala persoalan. Hamka mengatakan bahwa akal mampu mengetahui adanya Tuhan. Ma’rifatullah adalah tujuan akhir dari akal. Adapun akal dan ilmu satu adanya dan tidak bisa dipisahkan. Orang yang tidak berakal tidak akan pernah mencapai ilmu
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | PEMIKIRAN HAMKA |
Subjects: | Psicology Teology Religion > B Philosophy (General) |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama > Aqidah dan Filsafat Islam |
Depositing User: | Armen Arfat Pustakawan |
Date Deposited: | 19 Sep 2022 05:11 |
Last Modified: | 19 Sep 2022 05:11 |
URI: | http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/10832 |
Actions (login required)
View Item |