Mariah, Mariah (2022) TRADISI TAHLILAN (Resepsi Eksegesis dan Fungsional Masyarakat Muara Tapus Pasaman Barat Terhadap Tradisi Tahlilan). Skripsi thesis, Universitas UIN Imam Bonjol Padang.
Text
MARIAH_1815020039_BAB I - MARIAH.pdf Download (699kB) |
|
Text
MARIAH_1815020039_BAB II - MARIAH.pdf Restricted to Repository staff only Download (605kB) |
|
Text
MARIAH_1815020039_BAB III - MARIAH.pdf Download (428kB) |
|
Text
MARIAH_1815020039_BAB IV - MARIAH.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
|
Text
MARIAH_1815020039_BAB V-DAFTAR PUSTAKA - MARIAH.pdf Download (429kB) |
|
Text
MARIAH_1815020039_FULL TEXT - MARIAH.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) |
|
Text
MARIAH_1815020039_COVER-PENGESAHAN, Dll. - MARIAH.pdf Download (887kB) |
Abstract
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dengan para informan dan dilengkapi dengan data-data dokumentasi. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan terkait kegiatan tahlilan di Muara Tapus yang meliputi proses pelaksanaan dan bagaimana al-Qur‟an itu diresepsi oleh kaum NU dan Muhammadiyah dalam kegiatan-kegiatan tahlilan di Muara Tapus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, proses pelaksanaan tradisi tahlilan di Muara Tapus dimulai dari membaca istighfar, membaca QS Al-Fatihah, QS Al-Baqarah 163, Membaca Ayat kursi,QS Al-Ikhlas, QS Al-Falaq, QS An-Nas, QS Yasin, membaca kalimat tahlilan 101 kali, dan diakhiri dengan membaca doa. Pembacaan surah-surah tersebut dilakukan di hari pertama dan kedua, sedangkan di hari ketiga ditutup dengan tausyiah agama oleh seorang ustadz. Kedua, Resepsi masyarakat Muara Tapus Pasaman Barat terhadap ayat-ayat al-Qur‟an telah diwujudkan dalam beragam bentuk yakni resepsi eksegesis dan Fungsional. Resepsi eksegesis ini dimainkan oleh sang ustadz, dialah yang kemudian menyampaikan kepada masyarakat bagaimana ayat itu ditafsirkan, dia menafsirkan sendiri sedangkan masyarakat hanya mendengar. Selanjutnya resepsi fungsional muncul dalam berbagai bentuk diantaranya masyarakat Muara Tapus ini meyakini bahwa bacaan ayat-ayat al-Qur‟an yang dihadiahkan kepada si mayit dapat meringankan siksa mayit dalam kubur. Lebih luas lagi, Kegiatan tahlilan ini dianggap sebagai bentuk empati, rasa persaudaraan, rasa persatuan dan penghibur hati keluarga yang berduka. Hal ini terlihat dengan antusiasnya masyarakat berkumpul bersama untuk mengadakan kegiatan tahlilan di rumah duka sebagai wujud peduli mereka kepada keluarga yang ditinggalkan dan memberikan dorongan kekuatan kepada ahlul bait untuk bersabar atas musibah tersebut.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | TRADISI DAN BUDAYA |
Subjects: | Psicology Teology Religion > BL Religion |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Armen Arfat Pustakawan |
Date Deposited: | 28 Aug 2022 13:17 |
Last Modified: | 28 Aug 2022 13:20 |
URI: | http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/10551 |
Actions (login required)
View Item |