PERAN NINIK MAMAK DAN MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN KELUARGA (STUDI KASUS DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN AGAMA BUKITTINGGI)

FATHUR, RAHMI (2011) PERAN NINIK MAMAK DAN MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN KELUARGA (STUDI KASUS DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN AGAMA BUKITTINGGI). Masters thesis, UIN IMAM BONJOL PADANG.

	Text (COVER) A-COVER.pdf - Published Version Download (442kB)
	Text (BAB I) BAB I.pdf - Published Version Download (585kB)
	Text (BAB II) BAB II.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (598kB)
	Text (BAB III) BAB III.pdf - Published Version Download (712kB)
	Text (BAB IV) BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (501kB)
	Text (BAB V) BAB V.pdf - Published Version Download (272kB)
	Text (FULLTEXT) Z-FULLTEXT.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (3MB)

Abstract

Fathur Rahmi, 088091259, Peran Ninik Mamak dan Mediator dalam Penyelesaian Perselisihan Keluarga (Studi Kasus di Wilayah Hukum Pengadilan Agama Bukittinggi), Tesis: Konsentrasi Syari’ah Program Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang, 2011, 142 halaman. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran ninik mamak dan mediator dalam penyelesaikan perselisihan keluarga di wilayah hukum Pengadilan Agama Bukittinggi beserta relevansi perannya. Untuk menjawab masalah di atas dilakukan penelitian bercorak field research. Sumber data berupa data primer dan data sekunder. Data primer seperti wawancara, arsip Pengadilan Agama, putusan-putusan, data-data yang menunjukkan jumlah perkara yang diterima dan diputus, Undang-Undang, PP, Inpres, KHI. Data sekunder meliputi buku-buku hukum seperti: skripsi, tesis, disertasi, penelitian post disertasi, jurnal hukum, dan komentar atas putusan Pengadilan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara sedangkan analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif, deduktif dan analisis isi. Hasil penelitian ini mengungkapkan beberapa penemuan bahwa ninik mamak sudah berperan dalam penyelesaian perselisihan keluarga. Metode yang digunakan yaitu pemberian nasehat. Namun teknik yang digunakan belum tepat, karena tekniknya langsung menuju kepada penyelesaian masalah tanpa memberikan kesempatan kepada kemenakan untuk menjelaskan perselisihan yang sedang terjadi. Penyebabnya karena kesulitan untuk berkumpul membincangkan dan memecahkan masalah. Mamakpun segan untuk masuk terlalu jauh atau mencampuri lebih mendalam penyebab perselisihan. Mamak hanya sebatas mengetahui secara umum perselisihan keluarga. Sehingga usaha perdamaian sebatas pada tingkat mendamaikan saja, bukan mencari pokok masalah. Sedangkan peran mediator dalam proses mediasi yaitu sebagai pihak netral yang membantu para pihak mencari berbagai kemungkinan penyelesaian tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian. Mediator melakukan pendekatan psikologis dengan para pihak dan memberikan kesempatan kepada para pihak untuk menceritakan segala keluh kesahnya sehingga alasan perselisihan dapat dipahami. Selain itu proses mediasi berlangsung panjang, tidak hanya pada saat mediasi saja, namun disepanjang sidang pengadilan. Pada tahap mediasi yang dilakukan mediator upaya penyelesaian akan lebih terarah. Akhirnya barulah diambil sebuah putusan. Apakah akan mempertahankan perkawinan atau menyudahinya. Relevansi peran ninik mamak dan mediator dalam penyelesaian perselisihan keluarga dengan konsep hukum dalam fikih yaitu penguasa atau mediator adalah pihak kedua untuk membantu penyelesaian perselisihan keluarga setelah hakam dari kedua belah pihak tidak berhasil mendamaikan. Sebab menurut Imam Syafi’i, amar (perintah) yang terdapat dalam kata-kata fab’astu pada surat an-Nisa’ ayat 35 diatas hukumnya adalah wajib. Karena masalah ini termasuk ke dalam bab menghilangkan kezhaliman. Tugas itu adalah kewajiban umum termasuk ninik mamak, terutama bagi para hakim (mediator)

Actions (login required)

View Item