Multikulturalisme religius Mohammad Natsir untuk penguatan pendidikan agama Islam berwawasan multikultural

Faisal, - (2020) Multikulturalisme religius Mohammad Natsir untuk penguatan pendidikan agama Islam berwawasan multikultural. Doctoral thesis, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.

[img] Text
Faisal_88314260_S3_Cover dll.pdf - Published Version

Download (1MB)
[img] Text
Faisal_88314260_S3_Bab 1.pdf - Published Version

Download (1MB)
[img] Text
Faisal_88314260_S3_Bab 2.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)
[img] Text
Faisal_88314260_S3_Bab 3.pdf - Published Version

Download (437kB)
[img] Text
Faisal_88314260_S3_Bab 4_compressed.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (937kB)
[img] Text
Faisal_88314260_S3_Bab 5.pdf - Published Version

Download (240kB)
[img] Text
Faisal_88314260_S3_Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (958kB)
[img] Text
Faisal_88314260_S3_Fulltext.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Faisal, NIM 88314260, “Multikulturalisme Religius Mohammad Natsir untuk Penguatan Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural”: Disertasi Program Studi Pendidikan Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang. Riset ini dilatarbelakangi oleh dilema yang dihadapi PAI. Di satu sisi, PAI berwawasan multikultural menjadi urgen dalam konteks menumbuhkan kesadaran akan realitas keragaman dan perbedaan dalam kehidupan berbangsa bernegara. Di sisi lain, pendidikan multikultural, include PAI berwawasan multikultural belum terimplementasi maksimal. Di antara penyebabnya, konsep multikulturalisme yang masih pro kontra di kalangan umat Islam, karena dinilai liberal dan sekuler. Kemenag RI menerbitkan panduan integrasi nilai-nilai multikultural dalam PAI pada sekolah, dengan membatasi perluasan makna dan perluasan ruang lingkup multikultural yang kontroversial. Model “jalan tengah” berdasar prinsip dan nilai multikultural sesuai ajaran Islam ini, relevan dengan “multikulturalisme religius” yang menurut peneliti bisa menjadi alternatif solusi dilematis. Untuk memperkuat argumen ini agar bisa diterima secara luas, perlu dilihat sejauh mana berakar pada pemikiran muslim Indonesia. Mohammad Natsir dinilai representatif dalam kapasitas serta kapabilitas sebagai tokoh muslim dan founding father bangsa. Relevan dengan itu, maka rumusan masalah riset ini adalah, “bagaimana konsep multikulturalisme religius dalam perspektif Mohammad Natsir yang dapat dikontribusikan untuk penguatan PAI berwawasan multikultural?” Tujuannya untuk (1) mengeksplorasi dan merekonstruksi konsep multikulturalisme religius perspektif Mohammad Natsir yang mencakup keragaman budaya, keragaman agama, dan keadilan, serta (2) mengelaborasi relevansi multikulturalisme religius perspektif Mohammad Natsir dengan PAI berwawasan multikultural untuk penguatan pada tataran filosofis konseptual. Riset ini berupa library research dengan pendekatan perspektif sosiologis, penelitian sejarah, praktek interpretatif, riset biografi, dan hermeneutik. Alasannya karena penelitian ini selain mengeksplorasi pemikiran tokoh, juga menelusuri jejak sejarah dalam dinamika sosial Indonesia. Analisa menggunakan analisis wacana, yakni metode analisis isi, metode analisis wacana kritis, dan metode hermeneutik objektif. Hasil riset menunjukkan, multikulturalisme religius perspektif Mohammad Natsir adalah konsep yang integral, atau bisa disebut sebagai “multikulturalisme integral”. Natsir tidak mendikotomi secara diametral antara Barat dan Islam meski Islam dijadikan ideologi, dasar, tolok ukur, dan kriterium. Ia menerima pemikiran Barat sepanjang relevan dengan Islam. Pada prinsip dan nilai tertentu ia memberi penguatan dan warna keislaman. Selain itu, multikulturalisme religius perspektif Mohammad Natsir sangat relevan untuk penguatan PAI berwawasan multikultural khususnya pada tataran filosofis konseptual. Riset ini membuktikan, konsep multikulturalismereligius jalan tengah sejalan dengan ajaran Islam dan berakar kuat dalam masyarakat muslim Indonesia, seperti ditunjukkan oleh perspektif Mohammad Natsir. Dengan demikian, model ini memiliki dasar argumentasi yang kuat untuk diimplementasikan. Dalam konteks yang lebih luas, sebagai diversitas yang masih baru, konsep ini layak dikembangkan sebagai alternatif di Indonesia

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: Agama Islam > Filsafat dan Perkembangan Islam > Metode dan Sistem Pendidikan Islam
Divisions: Program Pascasarjana > Program Doktor > Pendidikan Islam
Depositing User: Ahmad Eskha Pustakawan
Date Deposited: 15 Jun 2023 05:23
Last Modified: 15 Jun 2023 05:23
URI: http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/12760

Actions (login required)

View Item View Item