Pengaruh pendidikan perempuan terhadap Adat Perkawinan di Minangkabau pada Awal Abad Ke-20

Widya Safitri, - (2022) Pengaruh pendidikan perempuan terhadap Adat Perkawinan di Minangkabau pada Awal Abad Ke-20. Skripsi thesis, Tarbiyah dan Keguruan.

	Text Widya Safitri_1614090103_cover dll - Rinda septineliza.pdf Download (1MB)
	Text Widya safitri_1614090103_BAB I - Rinda septineliza.pdf Download (1MB)
	Text Widya Safitri_1614090103_ BAB II - Rinda septineliza.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text WEidya Safitri_1614090103_ BAB III - Rinda septineliza.pdf Download (1MB)
	Text Widya Safitri_1614090103_ BAB IV - Rinda septineliza.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text Widya Safitri_1614090103_ BAB V - Rinda septineliza.pdf Download (1MB)
	Text Widya Safitri_1614090103_FULL TEXT - Rinda septineliza.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pendidikan Perempuan terhadap Adat Perkawinan di Minangkabau pada Awal Abad Ke-20” disusun oleh Widya Safitri, NIM. 1614090103 Program Studi Tadris IPS Konsentrasi Sejarah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang tahun 2020 M/1442 H. Penelitian ini dilatarbelakangi perkembangan pendidikan di Minangkabau pada awal abad ke-20. Pendidikan di Minangkabau dapat merubah segela kehidupan di Minangkabau, baik politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pendidikan yang berkembang di Minangkabau memberikan pengaruh terhadap perempuan, diantaranya terhadap adat perkawinan di Minangkabau. Pendidikan dapat merubah pola pikir perempuan Minangkabau tentang perkawinan. Perempuan dahulunya cenderung dijodohkan, menikah usia muda, dipoligami, dan lain sabagainya. Dengan pendidikan perempuan menolak hal demikian, dan lebih memilih berkarir dari pada menikah usia muda, dan memilih pasangan sendiri dari pada dijodohkan. Mencari pasangan yang sederajat dari pada dipoligami. Metode penelitian ini adalah penelitian studi kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan pendekatan sejarah (historical approach). Sumber data digunakan yaitu sumber primer dan sekunder. Langkah-langkah penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, seperti mengumpulkan sumber penelitian, mempersiapkan teknik dan instrumen pengumpulan data dan melakukan analisis data. Hasil penelitian ini adalah Pertama, kondisi perempuan di Minangkabau awal Abad ke-20 belum bisa dikatakan sepenuhnya mendapatkan pendidikan. Perempuan selalu berada di bawah laki-laki, perempuan Minangkabau sangat tertinggal jika dilihat dari segi pendidikan, perempuan lebih banyak menghabiskan waktunya hanya di dalam rumah. Perempuan Minangkabau selalu menuruti apa yang dikatakan oleh mamak dan orang tua, baik masalah kehidupan sehari-hari (sosial), pendidikan, dan perkawinan. Kedua, pendidikan perempuan di Minangkabau tidak terlalu diperhatikan, perempuan tidak diberikan pendidikan formal (sekolah), perempuan hanya diberikan pendidikan informal (Pendidikan keluarga), memasuki abad ke-20, pemerintah Kolonial mengeluarkan kebijakan politik etis, diantara kebijakan tersebut mendirikan sekolah sekuler (Barat) di Minangkabau, perempuan diberikan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan sama seperti laki-laki. Pendidikan perempuan juga berkembang dengan seiring pembaruan pendidikan Islam di Minangkabau. Tokoh-tokoh intelektual Minangkabau banyak mendirikan sekolah-sekolah moderen, khusus untuk perempuan. Ketiga, pengaruh pendidikan perempuan di Minangkabau sudah merubah pola pikir perempuan Minangkabau, yang selama ini perempuan hanya selalu dibawah laki-laki, namun dengan perndidikan perempuan banyak yang berkarir seperti laki-laki, seperti berkerja di kantor administrasi Belanda, menjadi guru, menjadi dokter perempuan, dan lain sebagainya. Pengaruh pendidikan terhadap perempuan dalam adat perkawinan di Minangkabau, seperti melawan mamak dalam urusan kawin muda, perjodohan, dan berargumen terhadap penolakan poligami, banyak perempuan Minang yang menikah di usia lebih 20 tahun.

Actions (login required)

View Item