SEJARAH MESJID KURANG ASO 60 DAN FUNGSINYA SEBAGAI CAGAR BUDAYA DI SOLOK SELATAN

Neti, yurnita (2018) SEJARAH MESJID KURANG ASO 60 DAN FUNGSINYA SEBAGAI CAGAR BUDAYA DI SOLOK SELATAN. Skripsi thesis, UIN IB PADANG.

Preview	Text (Cover persetujuan pembimbing Abstrak) Cover persetujuan Pembimbing abstrak.pdf - Published Version Download (146kB) | Preview
	Text (BAB I) 12. BAB 1.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (104kB)
	Text (BAB II) 13. BAB II.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (165kB)
	Text (BAB III) 14. BAB III.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (69kB)
	Text (BAB IV) 15. BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (535kB)
	Text (BAB V) 16. BAB V.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (55kB)
	Text (daftar pustaka) 17. daftar pustaka.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (13kB)
Preview	Text Skirpsi Neti Yurnita.pdf Download (3MB) | Preview

Abstract

Skripsi ini berjudul ”Sejarah Mesjid Kurang Aso 60 Dan Fungsinya Sebagai Cagar Budaya Di Solok Selatan”. Disusun oleh Neti Yurnita NIM.1314090270 Mahasiswi Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Sejarah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang Tahun 2017. Yang meletar belakangi penelitian ini adalah ketertarikan penulis terhadap mesjid Kurang Aso 60 sebagai salah satu situs benda cagar budaya dan mesjid tua di Kabupaten Solok Selatan. Dahulunya Mesjid Kurang Aso 60 ini sangat berperan dalam mengembangkan agama Islam. Maka untuk mendapatkan informasi ini perlu dilakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum Kenagarian Pasir Talang Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan, Sejarah berdirinya Mesjid Kurang Aso 60, makna dari arsitektur bangunan mesjid dan fungsi mesjid Kurang Aso 60 sebagai cagar budaya di Solok Selatan. Jenis penelitian adalah penelitian lapangan (field research) yang menggunakan metode sajarah dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Heuristik, yaitu mengumpulkan sumber-sumber sejarah melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, (2) melakukan kritik sumber terhadap sumber yang diperoleh di lapangan, (3) analisis data, dan. (4) Historiografi yaitu menuliskannya dalam bentuk ilmiah. Hasil penelitian ditemukan pertama Gambaran umum Nagari Pasir Talang, luasnya ± 5.349 km² dan memiliki 7 jorong dengan jumlah penduduk laki-laki 2.035 jiwa dan perempuan 1.999 jiwa. Kedua Mesjid Kurang Aso 60 berdiri sekitar abad ke-17 M, Mesjid ini didirikan atas hasil mufakat atau musyawarah, yang mana dalam musyawarah tersebut ada seorang tokoh agama yang bernama Syekh Maulana Syofi mengusulkan untuk mendirikan sebuah mesjid. Masyarakat pada waktu itu menyetujui usulan beliau dan sepakat bahwa pendirian Mesjid tersebut sebagai penghormatan kepada nenek moyang yang menyebarkan ajaran Islam di Alam Surambi Sungai Pagu yang turun dari kerajaan Pagaruyung, maka nama mesjid itu disepakati dengan nama Kurang Aso 60 yang artinya 60 kurang 1. Ketiga Mesjid 60 Kurang Aso keseluruhan bangunannya terbuat dari kayu, baik lantai, tiang, dinding. Mesjid ini memiliki makna arsitektur dari setiap bangunannya. Ukurannya 17x17 meter melambangkan jumlah rakaat shalat wajib dalam sehari semalam. Lantai mesjid terdiri dari tiga tingkat, melambangkan tingkatan ajaran Islam yaitu syariat, hakikat dan makrifat. Sementara jumlah anak tangga ke lantai dua ada 6, yang melambangkan Rukun Iman. Keempat fungsi Mesjid kurang aso 60 sebagai cagar budaya memiliki multifungsi, yaitu sebagai tempat ibadah, tempat menuntut ilmu, tempat perkumpulan acara adat, dan sebagai tempat wisata religi. Mesjid ini sangat memberi pengaruh yang besar pada zaman dahulu bagi perkembangan agama Islam. Dan juga mesjid ini di gunakan sekarang sebagai ikon wisata religi, mesjid ini di jadikan sebagai cagar budaya di Solok Selatan dikarenakan memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi masyarakatnya

Actions (login required)

View Item