MUTHIA FINANSIH, - (2018) Tradisi Jaran Kepang di Kelurahan Negeri Lama Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu Provinsi Sumatera Utara. Skripsi thesis, UIN Imam Bonjol Padang.
Text (COVER, PENGESAHAN DAN ABSTRAK)
Cover. Pengesahan dan Abstrak.pdf - Published Version Download (301kB) |
|
Text (BAB I)
BAB I.pdf - Published Version Download (179kB) |
|
Text (BAB II)
BAB II.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (158kB) |
|
Text (BAB III)
BAB III.pdf - Published Version Download (219kB) |
|
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (16kB) |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR KEPUSTAKAAN ok.pdf - Published Version Download (89kB) |
|
Text (FILE GABUNGAN)
SKRIPSI Awal-Akhir.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang. Kelurahan Negeri Lama memiliki beragam suku diantaranya Batak, Melayu, Jawa, Cina dan Minang. Namun mayoritas masyarakat bersuku Batak dan Melayu. Beragamnya suku masyarakat di Kelurahan Negeri Lama menyebabkan terjadinya persebaran budaya. Ada beberapa tradisi yang sampai sekarang dilaksanakan oleh masyarakat Kelurahan Negeri Lama, diantaranya tradisi endeng-endeng, bokhdah dan Jaran Kepang. Namun diantara tradisi yang ada, tradisi yang paling berkembang adalah tradisi Jaran Kepang yang berasal dari suku Jawa. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui mengapa tradisi Jarang Kepang bisa berkembang dalam masyarakat yang mayoritas bersuku Melayu dan Batak, serta bagaimana perkembangan dan faktor-faktor bertahannya tradisi Jaran Kepang ini. Pendekatan yang digunakan adalah Historis Antropologis yakni dengan mengumpulkan berbagai data di lapangan dengan cara mengadakan observasi dan wawancara, juga mencari buku yang ada berkaitan dengan tradisi Jaran Kepang. Setelah data dari lapangan dan buku yang berkaitan dengan permasalahan telah ditemukan, maka dilakukan seleksi dan analisa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jaran Kepang adalah suatu tradisi yang berbentuk seni tari dengan menggunakan cambuk, anyaman bambu yang berbentuk kuda, serta alat-alat musik seperti gong, gendang, sarong dan gamelan dengan mengikut sertakan roh-roh halus yang sengaja dipanggil dengan sesaji yang disediakan untuk masuk kedalam badan para pemain sehingga para pemain mengalami kesurupan. Latar belakang pelaksanaan Tradisi Jaran Kepang ini diperkirakan mulai dilakukan sejak kedatangan suku Jawa ke Kecamatan Bilah Hilir pada tahun 1989. Perkembangan Tradisi Jaran Kepang dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 1989 saat suku Jawa menjadi para pekerja perkebunan karet tradisi ini dilaksanakan tetapi tidak semeriah sekarang dikarenakan untuk melangsungkan tradisi ini memerlukan biaya sementara hidup di dalam perkebunan dengan mengandalkan imbalan yang diterima tidak cukup. Tetapi seiring berputarnya waktu pada tahun 2011 sampai 2017 tradisi ini mengalami beberapa perubahan dalam perlengkapan dan sesaji juga mengalami kemajuan yang dahulunya hanya dilakukan sesekali oleh suku Jawa untuk pelestarian budaya mereka, namun sekarang peminat Jaran Kepang meningkat dan tidak hanya dilakukan oleh suku Jawa saja. Faktor-faktor bertahannya Tradisi Jaran Kepang karena masyarakat yang bersuku Jawa di Kelurahan Negeri Lama masih sangat fanatik terhadap tradisi nenek moyang, saling menghargai antar suku, ketertarikan suku lain terhadap Jaran Kepang dan juga mengandung nilai sosial.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | D History General and Old World > D History (General) |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Sejarah dan Kebudayaan Islam |
Depositing User: | Users 12 not found. |
Date Deposited: | 18 Oct 2019 01:54 |
Last Modified: | 18 Oct 2019 01:54 |
URI: | http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/6047 |
Actions (login required)
View Item |