Witia, Oktaviani (2019) Proses Penyelesaian Hadhanah Anak Adopsi Pasca Meninggalnya Orang Tua Angkat di Nagari Koto Bangun Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota. Skripsi thesis, UIN IB Padang.
Text (Cover, Abstrak, Persetujuan Pembimbing)
Cover, Abstrak, Persetujuan Pembimbing.pdf - Published Version Download (923kB) |
|
Text (BAB I)
BAB I SKRIPSI WITIA.pdf - Published Version Download (732kB) |
|
Text (BAB II)
BAB II SKRIPSI WITIA.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (822kB) |
|
Text (BAB III)
BAB III skripsi wtia.pdf - Published Version Download (613kB) |
|
Text (BAB IV)
BAB IV skripsi witia.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (565kB) |
|
Text (BAB V)
BAB V SKRIPSI WITIA.pdf - Published Version Download (321kB) |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
PERBAIKAN DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (361kB) |
|
Text (FILE GABUNGAN)
Skripsi full teks.pdf - Published Version Download (4MB) |
Abstract
ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Proses Penyelesaian Hadhanah Anak Adopsi Pasca Meninggalnya Orang Tua Angkat di Nagari Koto Bangun Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota”. Latar belakang penelitian ini adalah terjadinya penolakan hadhanah anak adopsi oleh salah satu keluarga pada masyarakat Nagari Koto Bangun, sedangkan dalam undang-undang perlindungan anak ditegaskan bahwa masyarakat harus melindungi hak asuh anak. Fokus penelitian ini adalah penyelesaian masalah penolakan hadhanah anak adopsi akibat meninggalnya orang tua angkat pada praktik masyarakat Nagari Koto Bangun. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka digunakan jenis penelitian lapangan yang bertempat di Nagari Koto Bangun Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota. Selanjutnya data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis normatif-kualitatif. Temuan penelitian ini adalah, pertama alasan penolakan hadhanah anak adopsi terjadi dalam dua peristiwa. Peristiwa Pertama: status bibi angkat dalam keadaan janda, sehingga tidak memungkinkan bagi ayah angkatbisa bebas menemui anak, sedangkan ayah angkat memaksa ingin bisa bebas menemui anak. peristiwa kedua, status bibi angkat sudah bersuami dan suaminya keberatan menerima anak, sebab nafkah isteri ditanggung oleh suaminya, sedangkan uang untuk biaya hidup anak dihabiskan oleh ayah angkat. Kedua, prosedur penyelesaian masalah hadhanah anak adopsi yaitu: Penerimaan anak pada masyarakat dengan mengumpulkanperangkat nagari dan tokoh masyarakat, sehingga anak diterima di nagari.Kemudian perkumpulan sesama suku mandahiliang untuk membujuk keluarga angkat supaya mau melakukan hadhanah anak adopsi, tetapi tidak berhasil. Selanjutnya rapat antar sesama suku mandahiliang untuk menetapkan orang yang melakukan hadhanah anak adopsi. Hasil rapat adalahsalah satu keluarga pada suku mandahiliang(keluarga Azma)mengambil alih hadhanah anak adopsi dengan tidak memutuskan hubungan anak dengan keluarga angkatnya. Ketiga, tinjauan Undang-Undang Perlindungan Anak terhadap penyelesaian penolakan hadhanah anak adopsi oleh masyarakat sudah sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak yaitu masyarakat menyelesaikan masalahhadhanah tersebut dengan menentukan orang yang menjadi wali bagi anak. Apabila usaha tersebut tidak berhasil, maka masyarakat atau keluarga harus mengajukan permohonan ke Pengadilan. Selanjutnya pengadilan mengeluarkan penetapan pengalihan hadhanah anak adopsi.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform |
Divisions: | Fakultas Syariah > Hukum Keluarga Islam |
Depositing User: | Users 20 not found. |
Date Deposited: | 27 Feb 2020 04:09 |
Last Modified: | 27 Feb 2020 04:09 |
URI: | http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/5039 |
Actions (login required)
View Item |