Fungsi Masjid Agung Sebagai Pusat Penyebaran Agama Islam di Inderapura (1867-2016)

ALVIRA CLAURIESA NABILA, - (2018) Fungsi Masjid Agung Sebagai Pusat Penyebaran Agama Islam di Inderapura (1867-2016). Skripsi thesis, UIN Imam Bonjol Padang.

[img] Text (COVER)
COVER, PENGESAHAN DAN ABSTRAK.pdf - Published Version

Download (562kB)
[img] Text (BAB I)
BAB I.pdf - Published Version

Download (429kB)
[img] Text (BAB II)
BAB II.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (512kB)
[img] Text (BAB III)
BAB III.pdf - Published Version

Download (136kB)
[img] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (354kB)
[img] Text (BAB V)
BAB V.pdf - Published Version

Download (193kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (130kB)
[img] Text (FILE GABUNGAN)
GABUNGAN.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (6MB)

Abstract

Pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana fungsi masjid Agung sebagai pusat penyebaran agama Islam di Inderapura tahun 1867-2016. Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana fungsi masjid Agung sebagai tempat penyebaran agama Islam tahun 1867-2016. Untuk mencapai maksud tersebut dilakukan penelitian menggunakan metode penelitian sejarah dengan langkah-langkah; (1) Heuristik, yaitu mengumpulkan sumber-sumber sejarah melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, (2) kritik sumber terhadap sumber-sumber yang diperoleh di lapangan, (3) Interpretasi yaitu memahami makna dan menafsirkan informasi yang telah terkumpul, (4) Historiografi yaitu menuliskannya dalam bentuk karangan ilmiah. Setelah diteliti ditemukan data. Pada tahun 1867 berdirilah sebuah masjid yang bernama masjid Agung berlokasi di Nagari Inderapura Tengah Kampung Pasar Sebelah. Nama Agung diartikan masyarakat sebagai “besar”. Masjid Agung didirikan oleh Sultan Firmansyah atau dipanggil dengan Tuanku Balinduang. Beliau adalah seorang Raja dari Kesultanan Inderapura pada masa Regen ke-II sekitar abad 19 sampai 20. Sultan Firmansyah merupakan tokoh dari penyebaran agama Islam di Inderapura atau disebut dengan Da’i. Selain itu beliau merupakan seorang raja dari keturunan Regen periode ke-II dari Kesultanan Kerajaan Inderapura. Nama lengkap beliau ialah Muhammad Bakhi gelar Sultan Firmansyah dan biasa dipanggil dengan Tuanku Balinduang. Beliau juga merupakan salah satu Raja keturunan terakhir dari Kesultanan Inderapura. Faktor yang mendukung berdirinya masjid Agung adalah adanya dukungan dari Sultan Firmansyah sendiri sebagai seorang Raja. Proses perkembangan masjid pada tahun 1867 bangunan masjid Agung awalnya masih berupa kayu. Kemudian masjid direnovasi pada tahun 1990 an. Tahun 2002 Lantai masjid Agung diberi keramik dan bangunan masjid diberikan pagar dari semen. Tiang-tiang masjid yang berupa kayu juga diganti menjadi tiang berupa semen. Tahun 2006 dan 2008 masjid Agung direnovasi kembali. Hingga tahun 2016 dinding-dinding masjid sudah diberi keramik dan bentuk masjid tetap sama dengan yang terdahulu. Masjid Agung adalah satu-satunya masjid yang baru berdiri di Pesisir Selatan pada saat itu sehingga, banyak para jamaah yang datang dari berbagai daerah. Sekitar kurang lebih 200 orang jamaah yang datang dari berbagai daerah untuk melaksanakan ibadah jum’at di masjid Agung. Dahulu masjid berfungsi sebagai tempat berdakwah, tempat untuk pertemuan para tokoh-tokoh adat serta tempat belajar ilmu seni bela diri atau pencak silat.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan > Tadris > Tadris IPS
Depositing User: Users 31 not found.
Date Deposited: 23 Jun 2019 00:24
Last Modified: 23 Jun 2019 00:24
URI: http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/2866

Actions (login required)

View Item View Item