Alfandi, Rahmat (2024) Hakikat Bahagia Perspektif Al-Farabi Dan Al-Ghazali. Skripsi thesis, UIN Imam Bonjol Padang.
Text (Cover-Daftar Isi)
skripsi full-1-10.pdf - Published Version Download (1MB) |
|
Text (Bab I)
skripsi full-11-26.pdf - Published Version Download (1MB) |
|
Text (Bab III)
skripsi full-41-57.pdf - Published Version Download (643kB) |
|
Text (Bab V)
skripsi full-98-108.pdf - Published Version Download (669kB) |
|
Text (Full Teks)
skripsi full.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hangatnya perbincangan tertentu tentang bahagia dalam berbagai komunitas masyarakat dari masa ke masa. Peneliti lebih tertarik untuk membahas pandangan dari dua golongan tentang bahagia, yakni dari golongan filsuf muslim dan para sufi yaitu antara Al-Farabi dan Al-Ghazali, karena kedua tokoh ini berada di jalur yang berbeda, yang mana Al-Farabi lebih dominan pada segi filsafatnya, sedangkan Al-Ghazali lebih kuat pada segi tasawufnya. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam tulisan ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan: pengertian hakikat bahagia menurut Al-Farabi dan Al-ghazali, urgensi hakikat bahagia menurut Al-Farabi dan Al-Ghazali. Dan juga persamaan dan perbedaan hakikat bahagia Al-Farabi dan Al-Ghazali. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) bersumber dari buku, artikel, dan penelitian lainnya. Data primer yaitu terapi bahagia dari al-Farabi dan kimiya’us sa’adah karya al-Ghazali. Analisis data dengan metode interpretasi dan komparasi. Hasil penelitian ini diantaranya pertama, bahagia menurut Al-Farabi adalah hasil dari pemenuhan potensi manusia secara menyeluruh, serta pengembangan intelektual dan moral, dengan menerapkan empat keutamaan teoritis, berpikir, moral, dan praksis-kreatif. Bahagia menurut Al-Ghazali adalah pencapaian spiritual yang diperoleh dengan melalui beberapa pengenalan, diri sendiri, Allah, dunia, serta keseimbangan antara dunia dan akhirat, adanya hubungan yang mendalam dengan Tuhan. Kedua, dari segi urgensinya hakikat bahagia. Menurut Al-Farabi pencapaian kebajikan dalam era modern, pemenuhan potensi manusia di dunia yang kompetitif, kehidupan yang teratur dan terencana dalam era kacau, keharmonisan sosial dalam masyarakat yang multikultural, keselarasan dengan akal di era informasi, dan pengembangan kesehatan mental dan spiritual. Menurut Al-Ghazali kedekatan dengan Tuhan di era modern, kepuasan hati dan penerimaan takdir dalam dunia yang tidak stabil, penerapan etika dan moralitas di masyarakat yang kompleks, pemenuhan potensi spiritual di era konsumerisme, keseimbangan antara duniawi dan spiritual di tengah perubahan cepat, dan kesehatan mental dan spiritualitas di era modern. Ketiga, Persamaan hakikat bahagia Al-Farabi dan Al-Ghazali sepakat bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat diraih melalui pengenalan yang mendalam terhadap Tuhan, juga menekankan pada pentingnya keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Perbedaan hakikat bahagia Al-Farabi dan Al-Ghazali dari segi definisi al-Farabi lebih mendefinisikan bahagia pada penggunaan potensi rasional dan moral manusia, Al-Ghazali definisi bahagia lebih ditekankan pada segi spiritual yang menekankan kedekatan hamba dengan Tuhannya. Dari segi dipengaruhi Al-Farabi oleh aliran paripatetik. Al-Ghazali lebih pada pengaruh sufistiknya. Ketiga, Al-Farabi lebih meluas, Al-Ghazali menempatkan fokusnya pada hubungan individual dengan Tuhan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Hakikat, Bahagia, Perspektif. |
Subjects: | Agama Islam Agama Islam > Akhlak > Tasawuf |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama > Aqidah dan Filsafat Islam |
Depositing User: | Ruang Baca FUSA |
Date Deposited: | 04 Sep 2024 06:49 |
Last Modified: | 04 Sep 2024 06:49 |
URI: | http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/22751 |
Actions (login required)
View Item |