Kesenian Kuda Lumping di Desa Wanareja Jambi (1982-2023)

Sari, Dewi Puspita (2024) Kesenian Kuda Lumping di Desa Wanareja Jambi (1982-2023). Skripsi thesis, UIN Imam Bonjol Padang.

[img] Text ((Cover-Daftar isi))
COVER-DAFTAR ISI (2).pdf - Published Version

Download (853kB)
[img] Text ((BAB I))
BAB 1.pdf - Published Version

Download (468kB)
[img] Text ((BAB III))
BAB 3.pdf - Published Version

Download (1MB)
[img] Text ((BAB IV))
BAB 4.pdf - Published Version

Download (419kB)
[img] Text ((FUULTEKSSKRIPSI))
SKRIPSI FULL TEKS.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan sejarah berkembangan kesenian Kuda Lumping di Desa Wanareja, tata cara pelaksanaannya serta properti yang dibutuhkan saat pertunjukan dan makna dari pelaksanaan serta fungsi dan makna dari simbol-simbol kesenian Kuda Lumping di Desa Wanareja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan langkah, heuristik, kritik sumber, sintensis, dan historiografi. Teknik untuk mendapatkan data dari sumber dilakukan melalui wawancara, dengan pendiri dan pemain serta masyarakat yang menyaksikan Kuda Lumping. Selain itu juga melakukan pengamatan tata cara pelaksanaan Kuda Lumping dan mendokumentasikan benda-benda yang digunakan dalam pelaksanaan Kuda Lumping. Teknik selanjutnya studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah seni Kuda Lumping di Desa Wanareja berasal dari Jawa. Prosesnya, berawal dari adanya trasmigrasi masyarakat Jawa ke Jambi tahun 1977. Kesenian ini dibawa oleh Sukardino salah satu penduduk dari Jawa yang ikut bermigrasi ke Jambi. Kemudian Sukardino mendirikan paguyuban Kuda Lumping pada tahun 1982. Setelah tahun 1998 Kesenian Kuda Lumping Wanareja terus berkembang baik dari segi jumlah anggota, peralatan yang semakin lengkap, serta penampilan tempat. Tata cara pelaksanaan keseniannya ada tiga tahapan. Tahapan awal persiapan pemain, kostum dan peralatan. Tahapan pelaksanaan pawang baca mantra. Setelah itu musik dimainkan lalu dua penari muncul dan menari selama 10 menit, kemudian barongan muncul dan menari selama 15 menit, setelah itu barulah 8 penari. Tahap akhir para penari kesurupan dan dilakukan pengobatan oleh pawang. Menurut pandangan Islam, kekuatan magis dalam kesenian kuda lumping telah menyimpang dari ajaran Islam karena mereka diminta menguasai pikiran pemain Kuda Lumping sehingga mereka tidak menyadari apa yang mereka lakukan. kesenian Kuda Lumping itu bisa dianggap musyrik karena menghilangkan kesadaran yang merupakan diberikan oleh Allah SWT.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Kata Kunci : kesenian, kuda lumping, sejarah.
Subjects: Tajuk Subjek > 700 Kesenian, Rekreasi, dan Ilmu Berkaitan
Tajuk Subjek > 700 Kesenian, Rekreasi, dan Ilmu Berkaitan > 791 Pertunjukan Umum
Tajuk Subjek > 700 Kesenian, Rekreasi, dan Ilmu Berkaitan > 791 Pertunjukan Umum > 791.1 Pertunjukan Keliling
Tajuk Subjek > Sejarah, Geografi, Biografi
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > Sejarah Peradaban Islam
Depositing User: Ruang Baca FAH
Date Deposited: 31 Aug 2024 05:15
Last Modified: 31 Aug 2024 05:15
URI: http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/21587

Actions (login required)

View Item View Item