Zahratul Hayati, Zahratul Hayati (2024) Politik Identitas Dalam Pemilihan Presiden di Indonesia (2004-2009). Skripsi thesis, UIN Imam Bonjol Padang.
Text (Cover dll)
Zahra Cover-Daftar Isi.pdf - Published Version Download (1MB) |
|
Text (Bab 1)
Zahra BAB I.pdf - Published Version Download (333kB) |
|
Text (Bab III)
Zahra BAB III.pdf - Published Version Download (628kB) |
|
Text (Bab 4)
Zahra BAB IV-Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (325kB) |
|
Text (Fulltext)
Skripsi Zahra Full Text.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Politik identitas merupakan suatu pendekatan atau strategi dalam dunia politik di mana individu atau kelompok berfokus pada karakteristik identitas tertentu, seperti ras, etnisitas, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, atau status sosial, sebagai dasar untuk membentuk pandangan politik, memperjuangkan tujuan, atau membangun aliansi. Di setiap negara memiliki strategi politik identitas yang berbeda-beda, di Amerika misalnya strategi politik identitas yang mereka gunakan adalah identitas ras, gender, dan juga etnis. Sedangkan di Indonesia Ahmad Syafi`I Maarif berpendapat bahwa politik identitas lebih terfokus kepada etnisistas, agama dan ideologi politik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan langkah kerja yaitu heuristik dengan menggunakan sumber-sumber yang relevan terkait Politik Identitas, langkah selanjutnya yaitu kritik sumber yang dilakukan dengan kritik intern dan kritik ekstern untuk pengujian material sumber dalam penelitian ini, langkah selanjutnya yaitu sintesis dengan menyusun semua fakta-fakta yang dihasilkan dan ditafsirkan dengan cara merangkai dan menghubungkan fakta-fakta tersebut dengan topik pembahasan, setelah terkumpul dilakukan analisis lalu ditulis kedalam karya ilmiah. Peneliti menyimpulkan bahwa setelah diberikannya hak memilih kepada masyarakat terhadap pemilihan presiden, bentuk politik identitas yang banyak dipakai oleh para pelaku politik Indonesia adalah dengan mengangkat isu identitas agama, etnisitas dan ideologi politik. Pada Pilpres periode 2004, isu politik identitas tidak begitu hangat. Pilpres 2004 lebih fokus pada pertarungan antara calon presiden dan wakil presiden, serta agenda kebijakan yang diusung. Pilpres 2009 paslon JK-Wiranto terbukti memakai isu politik identitas etnis dan agama dengan slogan “Pasangan Nusantara” dan “Jilbab Loro”. Pilpres 2014 capres Joko Widodo diisukan keislamannya yang membuktikan adanya politik identitas agama, pilpres 2019 capres Joko Widodo menggaet KH. Maruf Amin sebagai cawapres dengan tujuan meredam isu agama yang sempat menimpa Joko Widodo pada pilpres 2014.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | U Umum (General) > Ilmu Politik |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Sejarah Peradaban Islam |
Depositing User: | Ruang Baca FAH |
Date Deposited: | 28 Mar 2024 05:34 |
Last Modified: | 28 Mar 2024 05:34 |
URI: | http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/19891 |
Actions (login required)
View Item |