PENAFSIRAN AYAT-AYAT TEOLOGI DALAM TAFSIR FATḤ AL-QADĪR

Tholib, M. Tholib (2023) PENAFSIRAN AYAT-AYAT TEOLOGI DALAM TAFSIR FATḤ AL-QADĪR. Masters thesis, UIN IMAM BONJOL PADANG.

[img] Text (Cover+Daftar Isi)
1. BAGIAN DEPAN.pdf - Published Version

Download (1MB)
[img] Text (BAB I)
2. BAB I.pdf - Published Version

Download (4MB)
[img] Text (BAB III)
4. BAB III.pdf - Published Version

Download (4MB)
[img] Text (BAB V+DAFTAR PUSTAKA)
6. BAB V- DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB)
[img] Text (FULL TESIS)
7. FULL TESIS.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (7MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkap penafsiran al-Syaukānī terhadap ayat-ayat teologi dalam al-Qur’an. Latar belakang penelitian ini karena maraknya fatḥ al-Qadir karya al-Syaukānī diterima oleh banyak orang-orang Sunni, padahal sebagian Sunni yang lain menolaknya karena al-Syaukānī diduga beraliran Syi’ah Zaidiyah. Berikutnya persoalan Imamah dan `Ishmah, oleh kalangan Syi`ah khususnya Syi`ah Zaidiyah merupakan bagian dari aqidah, sedangkan Sunni memasukkan hal itu dalam soal fiqhiyah saja. Permasalahan yang akan di jawab dalam penelitian ini adalah mengungkap penafsiran al-Syaukānī terhadap ayat-ayat sifat al-sam`iyat yang termasuk pokok dalam pembahsan aqidah dan penafsirannya terhadap ayat-ayat yang menjadi dalil Iamaha dan `Ishmah. Penelitian ini bercorak library research, fokus menela’ah kitab tafsir Fatḥ Al-Qadīr karya Muḥammad bin `Ali bin Muḥammad al-Syaukānī (1173 H. / 1760 M.-1250 H. / 1837 M.) sebagai sumber primer dan beberapa literatur pendukung yang relevan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan historis dan kebahasaan.Hasil penelitian: pertama, berkenaan dengan ayat-ayat sifat al-sam’iyat, seperti al-wajh, al-yad, dan al’ain, al-Syaukāni sama dengan ulama salaf dalam segi peng-itsbatan, namun terkadang dia juga melakukan ta’wil dengan menganalisa, menela’ah konteks ayat dan redaksi riwayat yang berkaitan dengan ayatUpaya itu dilakukan al-Syaukānī untuk menghindari taqlid buta terhadap ulama sebelumnya. Penafsiran al-Syaukānī relatif sama dengan ulama Sunni, sifat al-sam`iyat pembuktiannya harus berdasarkan berita-berita yang benar, tidak berusaha menyesuaikan dengan akal. Kedua, terhadap ayat-ayat yang dijadikan dalil imamah oleh kelompok Syi’ah yang menganggap derajat imam itu sama dengan Nabi dan ditentukan oleh Allah melalui wahyu, al-Syaukānī justru berpendapat bahwa ayat itu berbicara tentang imam dalam urusan agama ataupun pemimpin secara umum. Dia juga berpendapat imam itu boleh dari kalangan manapun asalkan tidak zalim. Ketiga, terkait ayat yang dijadikan dalil`ishmah al-imami oleh Syi`ah Imamiyah, al-Syaukani menafsirkannya secara tegas bahwa pemimpin itu hanya harus bukan orang yang zalim. Dia juga mengakui meskipun pada realitanya masih banyak kepemimpinan diemban oleh orang yang zalim. Kata kunci: Teologi, Zaidiyah, al-Syaukānī

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Teologi, Zaidiyah, al-Syaukānī
Subjects: Agama Islam > Al-Qur'an dan Ilmu Berkaitan > Tafsir Al-Qur'an
Divisions: Program Pascasarjana > Program Magister > Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir
Depositing User: Pusat Riset Pascasarjana
Date Deposited: 19 Dec 2023 02:23
Last Modified: 19 Dec 2023 02:23
URI: http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/18520

Actions (login required)

View Item View Item