Putra, Ardika Amanda (2022) Tinjauan Fiqh Muamalah terhadap Upah Pemetik Kelapa (Studi Kasus di Kenagarian Pilubang Kec Sungai Limau Kab Padang Pariaman). Skripsi thesis, UIN Imam Bonjol Padang.
Text (Cover)
Ardika Amanda Putra_1713030197_Cover,dll - ardika amanda.pdf - Published Version Download (1MB) |
|
Text (BAB I)
ARDIKA AMANDA PUTRA_1713030197_BAB I - ardika amanda.pdf - Published Version Download (740kB) |
|
Text (BAB III)
ARDIKA AMANDA PUTRA_1713030197_BAB III - ardika amanda.pdf - Published Version Download (672kB) |
|
Text (BAB V)
ARDIKA AMANDA PUTRA_1713030197_ BAB V - ardika amanda.pdf - Published Version Download (571kB) |
|
Text (FULLTEXT)
Ardika Amanda Putra_1713030197_fulltext - ardika amanda.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (5MB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh upah pemetik kelapa di Kenagarian Pilubang. Berdasarkan latar belakang di atas pertanyaan penelitian ini yaitu: bagaimana pelaksanaan upah pemetik kelapa di Kenagarian Pilubang? Bagaimana pandangan pemilik kelapa terhadap upah di Kenagarian Pilubang? Bagaimana pandangan pemetik kelapa terhadap upah di Kenagarian Pilubang? Bagaimana pandangan Fiqh Muamalah terhadap upah di Kenagarian Pilubang?. penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research), teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara kepada pihak yang terkait. Selanjutnya data yang penulis peroleh dianalisis deskriptif kualitatif. Penelitian penulis dapat disimpulkan pelaksanaan upah di Kenagarian Pilubang yaitu, upah pemetik kelapa di Kenagarian Pilubang dalam 100 (seratus) kelapa upah yang didapat adalah 10 (sepuluh) perkelapa atau berbentuk uang dengan satuan harga Rp 3000 (tiga ribu rupiah) perkelapa. Ketika menghitung, kelapa yang diminta masyarakat setempat tidak dimasukkan dalam hitungan tentu saja ini berpengaruh dengan jumlah kelapa yang dipetik dan upah yang diterima pemetik. Menurut pandangan pemilik pohon kelapa, tidak menjadi masalah jika tidak ikut menghitung kelapa yang telah diminta masyarakat setempat dikarenakan jika kelapa yang dipetik 200 (dua ratus) dan yang diminta masyarakat setempat hanya 5 (lima) tidak ada pengaruhnya untuk upah yang diperoleh pemetik sudah menjadi hal wajar. Pandangan pemetik terhadap upah yang diberikan masyarakat setempat mereka merasa dirugikan karena jika kelapa diminta masyarakat setempat tidak dimasukan dalam hitungan tentu berpengaruh dengan jumlah kelapa hasil petikan dan upah yang didapat. upah di Kenagarian Pilubang sesusai dengan pemberian upah dalam Fiqh muamalah yaitu ujrah. secara konsep ujrah harus dijelaskan sewaktu akad, dilakukan dalam satu majelis, antara upah yang diberikan harus sesuai dengan jasa yang telah dikeluarkan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | Agama Islam > Fiqih (Hukum Islam) > Mu'amalah |
Divisions: | Fakultas Syariah > Hukum Ekonomi Syari'ah |
Depositing User: | Ruang Baca Fakultas Syariah |
Date Deposited: | 07 Feb 2024 03:38 |
Last Modified: | 07 Feb 2024 03:38 |
URI: | http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/14225 |
Actions (login required)
View Item |