Jalpandri, Jalpandri (2023) Halu'a dalam al-Qur'an (Studi Komparatif Tafsir al-Azhar dan Tafsir al-Mishbah). Skripsi thesis, FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA.
Text (COVER)
Jalpandri, 1915020007, COVER.pdf - Published Version Download (990kB) |
|
Text (BAB I)
Jalpandri, 1915020007, bab 1.pdf - Published Version Download (999kB) |
|
Text (BAB III)
Jalpandri, 1915020007, BAB III.pdf - Published Version Download (627kB) |
|
Text (BAB V-DAFTAR PUSTAKA)
Jalpandri, 1915020007, bab 5-Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (291kB) |
|
Text (FULLTEXT)
Jalpandri Skripsi Full Teks (1).pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah ingin mengungkap: bagaimana pengertian halu’a (keluh-kesah), bagaimana ciri-ciri halu’a, dan cara untuk mencegah sifat halu’a menurut Hamka dan M. Quraish Shihab. Penelitian ini menggunakan corak kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang membatasi kegiatan penelitiannya hanya pada bahan-bahan keperpustakaan tanpa memerlukan penelitian lapangan. Sumber yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini adalah Tafsir al-Azhar dan Tafsir al-Mishbah sebagai sumber data primer, sedangkan sebagai sumber data sekunder adalah buku-buku, jurnal dan artikel yang terkait dengan masalah yang diteliti. Hasil penelitian ini menjelaskan halu’a menurut Hamka, merupakan sifat tercela yang dimiliki oleh manusia secara umum, yaitu tidak memiliki ketenangan hati, selalu cemas, selalu ketakutan dan selalu merasa kekurangan terhadap rezeki yang diberikan Allah SWT. Sedangkan menurut M. Quraish Shihab, halu’a berarti cepat gelisah atau keinginan yang meluap-luap bisa juga dikatakan rakus. Ayat 19 dikaitkan dengan ayat sebelumnya (ayat 1-18), yang mengambarkan keberpalingan orang-orang kafir dan mendurhakai tentang terjadinya hari kiamat dan sifat halu’a merupakan salah satu jalan menuju kedurhakaan. Ciri-ciri manusia yang bersifat halu’a, menurut Hamka adalah apabila ditimpa kesusahan dan kekurangan harta, ia berkeluh-kesah, apabila memperoleh kebaikan atau kelebihan harta kekayaan, maka ia sangat kikir. Menurut M. Quraish Shihab, cepat gelisah apabila ditimpa keburukan, bakhil atau kikir apabila memperoleh kebaikan dan kelapangan rezeki. Menurut Hamka Allah SWT, memberi solusi agar manusia terhindar dari sifat halu’a dengan cara mendirikan shalat, menunaikan zakat, meyakini hari pembalasan, takut terhadap azab Allah SWT, senantiasa menjaga kemaluan (kehormatan), memegang teguh amanah, menetapi janji apabila berjanji dan memberikan kesaksian dengan jujur. Penafsiran M. Quraish Shihab sama dengan Hamka, namun ia tidak memasukkan beriman kepada hari pembelasan sebagai solusi untuk mencegah sifat halu’a
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | halu’a, studi komparatif, Tafsir al-Azhar, Tafsir al-Mishbah |
Subjects: | Agama Islam > Al-Qur'an dan Ilmu Berkaitan Agama Islam > Al-Qur'an dan Ilmu Berkaitan > Ilmu Tafsir |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Ruang Baca FUSA |
Date Deposited: | 05 Oct 2023 01:54 |
Last Modified: | 05 Oct 2023 01:54 |
URI: | http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/14169 |
Actions (login required)
View Item |