PENULISAN UTANG-PIUTANG MENURUT HAMKA DAN MUHAMMAD HASBI ASH-SHIDDIEQY (Studi Komparatif Tafsir Al-Azhar Dan Tafsir An-Nuur)

Habib, Ibnu (2023) PENULISAN UTANG-PIUTANG MENURUT HAMKA DAN MUHAMMAD HASBI ASH-SHIDDIEQY (Studi Komparatif Tafsir Al-Azhar Dan Tafsir An-Nuur). Skripsi thesis, UIN Imam Bonjol Padang.

	Text (cover, pengesahan, persetujuan pembimbing, kata pengantar, daftar isi.) ibnu habib 1915020139 cover-daftar isi.pdf - Published Version Download (1MB)
	Text (BAB I) BAB I IBNU HABIB 1915020139.pdf - Published Version Download (1MB)
	Text (BAB III) BAB III IBNU HABIB 1915020139.pdf - Published Version Download (1MB)
	Text (BAB V - DAFTAR PUSTAKA) BAB V - DAFTAR PUSTAKA IBNU HABIB 1915020139.pdf - Published Version Download (890kB)
	Text (skripsi fulltext) ibnu habib 1915020139 fulltext.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penafsiran Hamka dan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy tentang penulisan utang-piutang. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode analisis-deskriptif dalam menganalisis data dan menggunakan pendekatan komparatif (muqarran). Sumber primer dalam penelitian ini dikutip lansung dari kitab tafsir Al-Azhar, karangan Hamka,1989, Jakarta: Pustaka Nasional Pte Ltd Singapura, Jilid 1 dan tafsir An-Nuur, karangan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, 2000,Semarang: Pt. Pustaka Rizki Putra, Cet Ke-2, Jilid 1. Sebagai rujukan pendukung dari sebuah sumber primer di gunakan sumber sekunder contohnya seperti jurnal dan artikel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan, bahwa Hamka dan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy dalam menafsirkan ayat Al-Qur’an tentang penulisan utang-piutang dalam surah Al-Baqarah ayat 282-283 , pertama, hamka menafsirkan hukum penulisan utang-piutang adalah wajib, dan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy menafsirkan hukum penulisan utang-piutang adalah sunnah. Kemudian syarat-syarat penulis ada empat, tiga yang disepakati yaitu, Adil, Penulis dari pihak ketiga, dan Mengetahui ilmu hukum-hukum berkaitan dengan penulisan utang-piutang secara hukum allah maupun secara hukum undang-undang. satu syarat berbeda yaitu Hamka “Menjelaskan jumlah utang dengan jelas” dan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy “Penulis meperoleh upah dari jasa penulisan utang-piutang. Kemudian kewajiban yang berutang dan berpiutang yaitu ada empat yaitu, kewajiban mendiktekan utang, Hamka; yang mendiktekan kedua belah pihak. Sedangkan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy; mendiktekan yang berutang itu sendiri, sama-sama mensyaratkan pendikte yang jujur dan adil. Hak wali, Hamka; hak wali adalah penguasa, dan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy; hak wali adalah orang yang menangani urusannya. mendatangkan saksi dan kewajiban mencatan besar atau kecil jumlah utang Hamka dan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy sependapat. Kedua, penulisan jual beli tunai, berdasarkan penafsiran Hamka dan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, bahwa keduanya sependapat jika jual-beli tunai Tidak perlu di tulis, jika ditulis lebih disukai atau terpuji. Hamka dan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy sependapat dalam menafsirkan untuk menghadirkan saksi dalam jual-beli tunai akan tetapi Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy sangat mewajibkan adanya saksi dalam jual-beli tunai. Hamka dan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy berbeda dalam menafsirkan pada satu poin dalam penulisan jual-beli tunai, Hamka menambahkan bahwa “jangan mepersulit upah untuk penulis dan saksi”, dan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy menambahkan “bahwa saksi dan penulis tidak mepersulit dalam memberi keterangan”. Ketiga, dalam menafsirkan penulisan utang-piutang ketika perjalanan jauh (safar), Hamka dan Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy sependapat dan tidak terdapat perbedaan pandangan antara keduanya.

Actions (login required)

View Item