Penafsiran al-dukhaan dalam Surat al-dukhaan Ayat 10-11 menurut para Mufasir ( al-Thabari, Ibnu Katsir dan Thantawi Jauhari

Bimantara Adi, Adi (2021) Penafsiran al-dukhaan dalam Surat al-dukhaan Ayat 10-11 menurut para Mufasir ( al-Thabari, Ibnu Katsir dan Thantawi Jauhari. Skripsi thesis, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama.

[img] Text (COVER)
ADI BIMANTARA 1615050017 - Cover dll.pdf - Published Version

Download (858kB)
[img] Text (BAB I)
ADI BIMANTARA 1615050017 - BAB 1.pdf - Published Version

Download (341kB)
[img] Text (BAB III)
ADI BIMANTARA 1615050017 - BAB 3.pdf - Published Version

Download (303kB)
[img] Text (BAB V)
ADI BIMANTARA 1615050017 - BAB 5-dapus.pdf - Published Version

Download (216kB)
[img] Text (FULL TEXT)
ADI BIMANTARA 1615050017 - Fulltext.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Permasalahan pokok yang dibahas dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh perbedaan pemaknaan al-dukhaan menurut para mufasir klasik, pertengahan dan modern. Kata dukhaan secara bahasa maksudnya adalah kabut, namun penafsirannya mufasir berbeda pendapat mengenai kapan terjadi dukhaan yang terdapat dalam ayat ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimana pemaknaan al-dukhaan menurut mufasir, bagaimana terjadinya al-dukhaan dan sisi persamaan dan perbedaan penafsiran ulama klasik, pertengahan dan modern. Dalam penelitian ini penulis menggunakan studi kepustakaan ( library research ), yaitu penelitian yang didasarkan pada penelaahan kitab-kitab tafsir dan buku-buku lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun metode yang penulis gunakan adalah metode muqaran atau metode makna komparatif, yaitu dengan cara membandingkan pendapat para mufasir mengenai kata dukhaan yang terdapat dalam QS. Al-Dukhaan : 10-11. Sumber primer yang penulis gunakan adalah Tafsir Jami’ul Bayan ‘an Takwil al-Quran karya al-Thabari ( tafsir klasik ), Tafsir al-Qur’an al-’Azim karya Ibnu Katsir ( tafsir pertengahan ), Tafsir al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-Karim karya Thantawi Jauhari ( tafsir modern ). Adapun sumber sekunder, penulis, menggunakan sejumlah kitab-kitab atau buku yang terkait. Penafsiran al-Thabari menjelaskan bahwa al-dukhaan itu adalah kabut yang keluar pada zaman Nabi Muhammad SAW, terdapat makna majazi dalam tafsiran ini, yang mana di jelaskan bahwa adanya halusinasi dari kafir Quraisy ketika mereka melihat langit, mereka melihat kabut. Hal ini disebabkan oleh rasa lapar yang disebabkan do’a Nabi Muhammad SAW ketika mereka ingkar. Penafsiran Ibnu Katsir menyebutkan bahwa al-dukhaan adalah hantaman di hari kiamat, peristiwa al-dukhaan itu akan terjadi pada hari kiamat. Di sini terdapat makna hakiki atau jelas. Penafsiran Thantawi Jauhari menjelaskan bahwa al-dukhaan mempunyai empat makna yaitu hari susah dan lapar yang sangat hebat karena dilanda kekeringan yang sangat lama serta dinaungi kabut awan yang menghitam, hari datangnya kejahatan atau keburukan yang menyeluruh dan orang-orang Arab biasanya menamakan hari seperti itu itu dengan dukhaan, serta al-dukhaan dalam penafsiran al-Thabari mengatakan bahwa kabut yang datang sebelum hari kiamat yang belum pernah datang sebelumnya. Perbedaan dari masing-masing mufasir, al-Thabari memiliki makna majazi yaitu kabut yang terjadi di zaman Nabi Muhammad SAW, Ibnu Katsir memiliki makna hakiki yaitu hantaman di hari kiamat dan Thantawi Jauhari mengungkapkan bahwa dukhaan memiliki empat makna. Persamaan yang terkait tentang al-dukhaan ini menurut mufasir adalah sama-sama memberikan makna yaitu kabut yang merupakan malapetaka yang menimpa umat manusia.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: tafsir
Subjects: Agama Islam
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Ruang Baca FUSA
Date Deposited: 29 Aug 2023 07:28
Last Modified: 29 Aug 2023 07:28
URI: http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/12842

Actions (login required)

View Item View Item