ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PADA PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI SUNGAI DUO KECAMATAN SITIUNG KABUPATEN DHARMASRAYA

INDAH NOVRIDIARTA, INDAH (2022) ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PADA PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI SUNGAI DUO KECAMATAN SITIUNG KABUPATEN DHARMASRAYA. Skripsi thesis, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM.

	Text (COVER) Indah Novridiarta_1816010116_Cover,dll - Indah Novridiarta.pdf - Published Version Download (640kB)
	Text (FULL TEXT) Indah Novridiarta_1816010116_Fulltext - Indah Novridiarta.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

Skripsi yang berjudul “Analisis Sistem Bagi Hasil Pada Pendapatan Petani Karet di Nagari Sungai Duo Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya” ini ditulis oleh Indah Novridiarta, NIM 1816010116, Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Imam Bonjol Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem bagi hasil karet pada pendapatan petani karet di Nagari Sungai Duo Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah field research atau penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, data yang digunakan adalah data primer dari 15 sampel yang dipilih. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berprofesi sebagai petani penggarap karet di Nagari Sungai Duo Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem bagi hasil karet yang diterapkan oleh pemilik kebun dengan penggarap kebun di Nagari Sungai Duo menggunakan sistem bagi hasil perkebunan akad musaqah. Pada sistem bagi hasil yang terdapat di Nagari Sungai Duo terbagi menjadi dua sistem yaitu sistem paroan (50:50) dan sistem sepertiga (60:40). Dalam penelitian ini terdapat penerapan sistem bagi hasil yang diterapkan dengan jumlah pendapatan petani karet, baik itu pemilik kebun maupun penggarap kebun. Pendapatan petani penggarap yang paling besar adalah pada saat penerapan sistem bagi hasil sepertiga (60:40). Sedangkan pendapatan petani pemilik lahan yang paling besar adalah pada saat penerapan sistem bagi hasil paroan (50:50)

Actions (login required)

View Item