Pengasuhan anak perkawinan eleutherogami di Minangkabau perspektif hukum Islam

Jurna Petri Roszi, - (2021) Pengasuhan anak perkawinan eleutherogami di Minangkabau perspektif hukum Islam. Doctoral thesis, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.

	Text Jurna Petri Roszi_88314258_S3_Cover dll.pdf - Published Version Download (585kB)
	Text Jurna Petri Roszi_88314258_S3_BAB I.pdf - Published Version Download (1MB)
	Text Jurna Petri Roszi_88314258_S3_BAB II.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text Jurna Petri Roszi_88314258_S3_BAB III.pdf - Published Version Download (1MB)
	Text Jurna Petri Roszi_88314258_S3_BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text Jurna Petri Roszi_88314258_S3_BAB V.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text Jurna Petri Roszi_88314258_S3_BAB VI.pdf - Published Version Download (815kB)
	Text Jurna Petri Roszi_88314258_S3_daftar pustaka.pdf - Published Version Download (218kB)
	Text Jurna Petri Roszi_88314258_S3_Fulltext.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (9MB)

Abstract

Studi ini membahas pengasuhan anak perkawinan eleutherogami di Minangkabau perspektif hukum Islam ditulis oleh Jurna Petri Roszi, NIM 883 14 258, mahasiswa Program Doktor bidang studi Hukum Islam pada Program Pascasarjana UIN Imam Bonjol Padang. Studi ini difokuskan pada (1) Pola pengasuhan anak dari perkawinan eleutherogami di Minangkabau (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak dari perkawinan eleutherogami di Minangkabau (3) Akibat hukum yang timbul dari pola pengasuhan anak perkawinan eleutherogami di Minangkabau. Studi ini bersifat kualitatif dengan wawancara sebagai alat pengumpul data. Penelitian dilakukan di tiga lokasi daerah yaitu Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Sijunjung. Data dianalisi dengan analisis kualitatif John W. Creswell. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: pertama, sistem matrilineal lebih kuat dibandingkan dari sistem patrilineal. Hal itu dilihat pola pengasuhan anak dari bentuk perkawinan eleutherogami (M-J), (M-A), (M-S), (M-Md), (M-ML) dan Rejang (M-R) diasuh oleh ibu. Lain halnya dengan pola pengasuhan anak yang terbentuk ketika laki-laki Minang menikah dengan perempuan etnis Jawa (M-J), anak diasuh oleh ayahnya. Bagi orang etnis Jawa anak adalah milik orang Minang, karena dalam sistem Patrilineal yang mereka menganut garis keturunan berasal dari ayah. Pola pengasuhan anak dari perkawinan perempuan Minang dengan laki-laki Batak (M-B) ada dua pola yaitu diasuh oleh ibu dan ayah dipengaruhi oleh domisili. Orang Batak menganggap Pasaman Barat itu merupakan kampung mereka juga, sehingga mereka mempunyai power dan mempengaruhi pengasuhan anak nantinya. Kedua, faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak perkawinan eleutherogami di Minangkabau yaitu faktor lingkungan kerja, domisili, ekonomi, jumlah anak, dan politik. Ketiga, implikasi hukum dari pola pengasuhan anak perkawinan eleutherogami yaitu perempuan minang lebih kuat dibandingkan perempuan dari etnis lain dalam masalah hadhanah. Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam sistem matrilineal lebih menjamin masa depan anak dibandingkan sistem patrilineal pascaperceraian. Posisi perempuan dalam sistem matrilineal sebagai simbolisasi dari kolektif kolegial etnis Minangkabau. Sehingga menjadi harga diri bagi mereka ketika perempuan dan kemenakannya diabaikan. Keluarga besar akan turun tangan menyelesaikan. Penelitian ini sekaligus membantah temuan research lain yang menyatakan Minangkabau sudah punah habis tandeh. Masyarakat Minangkabau telah mengalami pergeseran dari masyarakat kolektif menjadi individualism ternyata tidak. Faktanya penelitian ini membuktikan bahwa keterjaminan anak melalui pola asuh kekerabatan matrilineal

Actions (login required)

View Item