Rusyaida D., - (2021) Pengembangan pariwisata syariah berbasiskan kearifan lokal di Sumatera Barat: Perspektif fatwa DSN MUI no. 108 tahun 2016. Doctoral thesis, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.
Text
Rusyaida D._88315295_S3_Cover.pdf - Published Version Download (972kB) |
|
Text
Rusyaida D._88315295_S3_Bab 1.pdf - Published Version Download (7MB) |
|
Text
Rusyaida D._88315295_S3_Bab 2_compressed.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (570kB) |
|
Text
Rusyaida D._88315295_S3_Bab 3_compressed.pdf - Published Version Download (499kB) |
|
Text
Rusyaida D._88315295_S3_Bab 4_compressed.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
|
Text
Rusyaida D._88315295_S3_Bab 5_compressed.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (611kB) |
|
Text
Rusyaida D._88315295_S3_Bab 6.pdf - Published Version Download (713kB) |
|
Text
Rusyaida D._88315295_S3_Dftr Pustaka.pdf - Published Version Download (2MB) |
|
Text
Rusyaida D._88315295_S3_Fulltext.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (5MB) |
Abstract
Disertasi ditulis oleh Rusyaida D, NIM: 88315295 berjudul “Pengembangan Pariwisata Syariah Berbasiskan Kearifan Lokal di Sumatera Barat Perspektif Fatwa DSN MUI No. 108 Tahun 2016”. Jurusan Hukum Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang tahun 2021 Propinsi Sumatera Barat memiliki berbagai potensi ; kearifan lokal dari adat dan budaya masyarakat, keindahan alam, masyarakatnya mayoritas muslim. Kondisi ini mendorong wisatawan berkunjung ke Sumbar dan terus meningkat sejak tahun 2012.Sehingga pada tahun 2016 meraih Destinasi Halal Terbaik dan kemudian juga meraih 3 penghargaan bergengsi di level internasional, yaitu World‟s Best Halal Destination, World‟s Best Halal Culinary Destination,dan World‟s Best Halal Tour Operator Travel dalam ajang World Halal Tourism Award (WHTA) Dinas pariwisata propinsi selalu berupaya dengan regulasi adanya Perda no 3 tahun 2014 dan perda no 19 tahun 2016 bahwa wisata harus berbasiskan agama dan budaya. serta berpedoman kepada fatwa pariwisata syariah yaitu berupa Fatwa DSN MUI no.108 tahun 2016. Namun secara fakta masih ditemukan kegiatan wisata yang tidak sesuai kearifan lokal dan agama, baik perilaku wisatawan, kurangnya dukungan masyarakat, harga yang tinggi dan aqad yang digunakan. Begitu juga Perda Wisata Halal belum ada waktu itu yang mengatur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan pariwisata syariah yang berkembang berbasiskan kearifan lokal di Sumatera Barat perspektif Fatwa DSN MUI no. 108 tahun 2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan Jenis metode penelitian yang dipilih adalah deskriptif analisis. Penentuan informan sebagai sumber data primer dilakukan dengan purposive sampling. Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer yaitu data yang diperoleh dari informan. Informan merupakan seluruh stake holder terkait dengan pariwisata syariah. Sumber data sekunder yang digunakan mencakup bahan kepustakaan yang terdiri dari buku, jurnal, artikel. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara dan FGD dengan membuat pedoman wawancara serta notulensinya. Teknik analisis data yang digunakan adalah koleksi data, reduksi data, display data dan akhirnya verifikasi dan menyimpulkan, Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan pariwisata syariah berbasis kearifan lokal di Sumatera Barat, adalah pariwisata berbasis agama dan budaya dengan branding halal integrity dan moslem family friendly. Dengan tetap konsisten menjaga dan melestarikan budaya dan kearifan lokal dengan mengacu kepada tiga aspek; Pertama, Amenitas seperti fasilitas mushalla, air, toilet, parker, ketersedian kuliner, tapi yang memiliki sertifikat halal masih sebagian kecil. Juga masih terdapat pengelolaan yang belum serius dan kurang bersih. Kedua, bidang aksessibilitas juga pada umumnya juga sudah memadai seperti kelancaran akses bandara, jalan dan alat transportasi, namun masih terdapat kekurangan sebagian jalan masih ada yang sempit dan tidak bagus. Ketiga bidang atraksi di Sumatera Barat di setiap destinasi sebagai daya tarik , sudah menyediakan fasilitas disetiap destinasi dengan kearifan lokal yang ada seperti alam yang indah, festival seni tradisional, dan festival memasak. Setelah dianalisa, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengembangan pariwisata syariah perspektif Fatwa DSN MUI no. 108 tahun 2016, sudah sesuai sekalipun masih terdapat kekurangan dari beberapa aspek. Kesesuaiannya terlihat dari prinsip dan pasal yang tertuang dalam fatwa ; untuk mencapai kemashlahatan umat, terjauh dari perbuatan musyrik dan khurafat, terjauh dari ibzar dan israf, tersedianya fasilitas ibadah dan makanan yang terjamin dan terjaga kehalalan dan kesehatannya, dan pakaian yang menutup aurat serta tempat penginapan yang terpenuhi fasilitas ibadah dan makanan halal lagi sehat. Bagian yang belum sesuai adalah: belum semuanya pengusaha kuliner dan restoran memiliki sertifikat halal, aqad yang digunakan belum semua syariah, sebagian pakaian yang masih belum syari, sulitnya mengawasi muda mudi di tempat wisata, sebagian tradisi masih mengundang syirik, kebersihan yang belum maksimal, dan pengelolaan wisata kurang serius dengan regulasi setempat. Ini disebabkan oleh pengelolaan yang belum maksimal, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pariwisata syariah, serta kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang pariwisata syariah atau pariwisata halal sebagian masyarakat.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pariwisata syariah, Kearifan lokal, Fatwa DSN MUI |
Subjects: | Agama Islam > Sosial dan Budaya Islam > Ekonomi Islam, Sistem Ekonomi Islam |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Doktor > Hukum Islam |
Depositing User: | Ahmad Eskha Pustakawan |
Date Deposited: | 14 Jun 2023 04:40 |
Last Modified: | 14 Jun 2023 04:40 |
URI: | http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/12740 |
Actions (login required)
View Item |