Dalîl al-Tark menurut al-Syâthibî dan penerapannya dalam perkara bid`ah dan Tabdî`

Gusrizal Gazahar, - (2022) Dalîl al-Tark menurut al-Syâthibî dan penerapannya dalam perkara bid`ah dan Tabdî`. Doctoral thesis, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.

[img] Text
BAGIAN DEPAN.pdf - Published Version

Download (831kB)
[img] Text
BAB I.pdf - Published Version

Download (4MB)
[img] Text
BAB II.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)
[img] Text
BAB III.pdf - Published Version

Download (4MB)
[img] Text
BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)
[img] Text
BAB V.pdf - Published Version

Download (4MB)
[img] Text
BAB VI.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)
[img] Text
BAB VII.pdf - Published Version

Download (4MB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (460kB)
[img] Text
FULL DISERTASI.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)

Abstract

Gusrizal Gazahar, NIM 88315314, Dalîl al-Tark Menurut al- Syâthibî dan Penerapannya dalam Perkara Bid`ah dan Tabdî`, Disertasi : Program Studi Hukum Islam Program Pasca Sarjana UIN Imam Bonjol Padang, 2022, 331 halaman. Perdebatan tentang bid`ah, semenjak generasi awal tidak pernah berhenti. Mulai dari sahabat sampai para imam madzhab, pembahasan tentang bid`ah tetap mengisi ruang karya ilmiah mereka. Pengertian, lapangan, hukum dan dampaknya menjadi fokus pengkajian namun dari sisi dalil, banyak celah yang membuka ruang semakin tajamnya ikhtilâf di antara ulama. Suasana dakwah masa kini yang diisi oleh berbagai dinamika, juga berkontribusi menghangatkan kembali perdebatan tentang bid`ah tersebut. Suasana demikian, mengundang kerinduan peneliti untuk menelisik warisan para ulama terdahulu. Harapannya adalah ditemukannya solusi atau setidaknya jembatan penghubung antara dua pihak yang terlihat semakin mengukuhkan diri dalam posisi saling berhadapan. Usir mengusir, bubar membubarkan dan caci mencaci, tak bisa terus dibiarkan. Penelusuran terhadap akar masalah, mengantarkan kepada sumber kesengkarutan perkara bid`ah ini. Pemegang ototritas penetapan syari`at (syâri`) dalam pandangan ulama, tidak dimaknai sebatas geraknya tapi juga diamnya. Bukan hanya ketika melakukan perbuatan tapi juga tatkala menahan diri dari melakukan tindakan yang dinamai dengan al-tark. Itulah rujukan utama yang berulangkali dimunculkan dalam pembahasan bid`ah. Ketiadaan perbuatan menjadi ukuran dalam menetapkan suatu perkara baru, sebagai amalan bid`ah. Penilaian terhadap pelakunya juga dampak dari proses penyimpulan atas al-tark tersebut. Titik tolaknya memang telah ditemui namun anehnya, penulis tidak menemukan al-tark dalam suatu penjelasan yang memadai untuk dipandang sebagai dalil. Sepertinya para ulama mencukupkan saja dengan mengisyaratkan, merujukkan dan menyelipkannya dalam berbagai kasus pembahasan. Inilah faktor pendorong utama bagi penulis untuk memilih penelitian ini karena ketidakhadiran rumusan konsep al-tark dalam pembahasan ulama, membuat mereka yang menggunakannya, menjadi tidak terkawal dengan ketentuan-ketantuan yang menjauhkan diri dari sikap berlebihan dan permisif. Di sinilah keberadaan al-tark dibutuhkan sebagai dalil yang utuh bukan sekedar kutipan sampingan dalam berhujjah. Sekian banyak ulama yang bisa penulis jadikan rujukan dalam menemukan harapan tersebut. Al-Syâthibî menjadi pilihan karena melihat bersandingnya dua kitab karyanya yaitu al-Muwâfaqât dan al-I`tishâm, bisa dijadikan saling melengkapi dalam mentransformasikan al-tark sebagai dalil. Rumusan dan implementasi, menjadi nyata dalam karyanya. Inilah yang melatarbelakangi penulis memilih pemikiran al-Syâthibî sebagai pembahasan disertasi ini. Adapun ulama lain yang membahas tentang bid`ah, dijadikan sebagai pembanding. Penelitian kepustakaan menjadi jawaban atas rumusan permasalahan yang muncul dari latar belakang di atas. Penggunaan pendekatan ushul fikih dengan analisis istiqrâ’ dan takhrîj ushûlî dijadikan sebagai alat untuk menganalisis pemikiran-pemikiran al-Syâthibî dalam sumber penelitian. Lebih spesifik lagi, penulis menggunakan kombinasi takhrîj al-ushûl min al-furû` dan takhrîj al-ushûl min al-ushûl pada bagian pertama dan kombinasi antara takhrîj al-furû` `alâ al-ushûl yang merupakan buah dari usaha menggabungkan metode ushûl al-mutakallimin dengan metode ushûl al-fuqȃha`. Hasil yang diperoleh sebagai jawaban dari dua rumusan masalah penelitian ini adalah; tersusunnya konsep dalîl al-tark dan kehujjahannya menurut al-Syâthibî dan hadirnya rumusan yang menjadi ketentuan (dhawâbith) penerapan dalîl al-tark dalam perkara bid`ah dan tabdî`. Dengan demikian, diharapkan agar penelitian ini bisa berkontribusi untuk mengembalikan perdebatan yang sering terjadi tentang bid`ah dan tabdî` ke dalam kerangka ilmiah. Wallâhu a’lam

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: Agama Islam > Fiqih (Hukum Islam) > Ushul Fikih
Divisions: Program Pascasarjana > Program Doktor > Hukum Islam
Depositing User: Ahmad Eskha Pustakawan
Date Deposited: 05 Jun 2023 04:14
Last Modified: 05 Jun 2023 04:14
URI: http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/12568

Actions (login required)

View Item View Item