Adrinovian, - (2023) Reinterpretasi bid’ah di kalangan ulama: Studi analisis sosio-historis pergeseran makna bid’ah di kalangan ulama. Doctoral thesis, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.
Text
Adrinoviyan_1920100002_cover dll..pdf - Published Version Download (648kB) |
|
Text
Adrinoviyan_1920100002_Bab 1.pdf - Published Version Download (420kB) |
|
Text
Adrinoviyan_1920100002-Bab 2.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (719kB) |
|
Text
Adrinoviyan_1920100002_Bab 3.pdf - Published Version Download (968kB) |
|
Text
Adrinoviyan_1920100002_Bab 4.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (984kB) |
|
Text
Adrinoviyan_1920100002_Bab 5 & Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (285kB) |
|
Text
ADRINOVIYAN_1920100002_ FULL DISERTASI - yassinta ananda.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (9MB) |
Abstract
Adrinovian, 1920100002, Reinterpretasi Bid’ah di Kalangan Ulama; Studi Analisis Sosio Historis Pergeseran Makna Bid’ah di Kalangan Ulama, Disertasi, Pascasarjana UIN Imam Bonjol Padang, 2022. Permasalahan dalam penelitian ini adalah adanya ikhtilāf ulama dalam menginterpretasikan bid’ah, yang mengakibatkan kebingungan dalam kehidupan masyarakat Islam. Penulis tertarik untuk menganalisis ulang pemaknaan terhadap bid’ah berdasarkan alur sejarah bid’ah itu sendiri sehingga diketahui faktor historis yang melatar belakangi perbedaan makna tersebut, kemudian penulis memaparkan konsep bid’ah yang lebih tepat dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan umat Islam. Permasalahan yang penulis bahas dalam disertasi ini dapat dijabarkan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut: pertama, Bagaimana konsep bid’ah di kalangan ulama, dimulai dari generasi awal Islam sampai zaman sekarang? Kedua, Apa saja faktor sosio historis yang melatar belakangi pergeseran makna bid’ah? Ketiga, Bagaimana reinterpretasi makna bid’ah yang tepat untuk zaman sekarang?. Adapun tujuan yang dicapai dalam penelitian ini; pertama, menganalisis konsep bid’ah di kalangan ulama dimulai dari generasi awal Islam sampai zaman sekarang. Kedua, Menganalisis faktor sosio historis yang melatar belakangi pergeseran makna bid’ah di kalangan ulama dari generasi ke generasi. Ketiga, Menformulasikan makna bid’ah untuk zaman sekarang. Penelitian ini merupakan studi library research (penelitian kepustakaan). Sumber-sumber data yang berhasil penulis kumpulkan, dibagi kepada dua bagian, yaitu: Pertama, sumber primer dari Al-Qur’an, Sunnah dan buku Qawā’id al-Ahkām fi Mashālih al-Anām, Al-I’tishām -Bida’u wa al-Nahyu ‘Anhā, Jāmi’ al-‘Ulūm wa al- ḥikam fi Syarḥi Khamsīna Hadītsan min Jawāmi’ al-Kalām, al-Mustashfā, Mu`jam Musthalaḥ Ushūl al-Fiqhi, Kedua, sumber sekunder yang diperoleh dari tulisan-tulisan yang membahas persoalan bid’ah. Sumber-sumber yang dianalisis tersebut dikaitkan dan dihubungkan satu sama lainnya, sehingga diperoleh data yang konkrit agar dapat menentukan kesimpulan sebagai jawaban dari masalah yang diteliti. Hasil penelitian ini sebagai berikut: 1) Pemaknaan bid’ah pada masa Khulafā’ al-Rāsyidīn diketahui bahwa pemaknaan bid’ah itu dapat bertransformasi, Imam al-Syāfi’ī dan Imam ‘Izzu al-Dīn ibn ‘Abd al-Salām memahami bid’ah secara lafẓi dan secara umum, Imam al-Syātiby menghukumi bid’ah bahwa semua bid’ah adalah sesat dan bid’ah hanya dalam ranah ibadah, Bin Baz memahami bid’ah adalah hal-hal baru dalam masalah ibadah saja, Yusuf al-Qardhāwi memahami bid’ah bahwa ia adalah segala hal baru dalam masalah agama yang tidak memiliki landasan dalil, NU memahami bid’ah dari segi tataran bahasa (lafẓi), Muhammadiyah memaknai bid’ah adalah perkara baru yang berkaitan dengan al-umūr al- ta’abbudīy. 2) Faktor yang melatar belakangi pergeseran makna bid’ah; Pada masa al-Khulafā`u al-Rāsyidīn karena wilayah Islam yang semakin luas, Imam al-Syfi’ī dan ‘Izzudīn abdu al-Salām dikarenakan kondisi sosio kultural masyarakat yang lebih maju, latar belakang pendidikan, Imam al-Syāṭibī dalam menghukumi bid’ah disebabkan karena usahanya dalam melawan penyimpangan dalam tatanan hukum, Bin Bāz dikarenakan faktor madzhab, NU dikarenakan oleh faktor untuk mempertahankan tradisi lokal masyarakat muslim, Muhammadiyah dikarenakan faktor untuk menyeimbangkan antara usaha purifikasi dan dinamisasi atau modernisasi. 3) Reinterpretasi makna bid’ah yang tepat untuk zaman sekarang adalah hal baru yang diada adakan dalam syariat dengan cakupan ranah akidah dan ibadah, di mana tidak ada dalil atau petunjuk dan atau contoh dari Rasulullah SAW. Suatu hal dapat dikatakan bid'ah jika tidak memenuhi syarat berikut: (1) ada dalil dan ada contoh dari Rasulullah SAW, (2) ada dalil dan ada contoh sementara dari Rasulullah SAW, (3) ada dalil tapi tidak ada contoh dari Rasulullah SAW, (4) dalil samar dan tidak ada contoh dari nabi.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Reinterpretasi, Bid’ah, Ulama, Sosio Historis |
Subjects: | Agama Islam > Fiqih (Hukum Islam) > Ushul Fikih |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Doktor > Hukum Islam |
Depositing User: | Ahmad Eskha Pustakawan |
Date Deposited: | 04 Apr 2023 08:17 |
Last Modified: | 04 Apr 2023 08:17 |
URI: | http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/12383 |
Actions (login required)
View Item |