Halim, Abdul (2022) POLIGAMI PERSPEKSTIF MUFASIR (STUDI KOMPARATIF PENAFSIRAN AL-MARAGHI DAN AL-SYA’RAWI). Skripsi thesis, Universitas UIN Imam Bonjol Padang.
Text
Abdul Halim_1815020047_Bab I - Halim Abdul.pdf Download (487kB) |
|
Text
Abdul Haim 1815020047 BAB II - Halim Abdul.pdf Restricted to Repository staff only Download (326kB) |
|
Text
Abdul Halim 1815020047 BAB III - Halim Abdul.pdf Download (619kB) |
|
Text
Abdur Rahman_1715010036_BAB IV - Abdur Rahman(1).pdf Restricted to Repository staff only Download (716kB) |
|
Text
Abdul Halim 1815020047 BAB V - Halim Abdul.pdf Download (325kB) |
|
Text
Abdul Halim 1815020047 Fulltext - Halim Abdul.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
|
Text
Abdul Halim 1815020047 Cover dll - Halim Abdul.pdf Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan penafsiran ayat-ayat tentang poligami, penulis ingin melihat penjelasan al-Maraghi dan al-Sya‟rawi tentang poligami dalam Tafsir al-Maraghi dan Tafsir al-Sya‟rawi. Tujuan penelitian ialah untuk menjelaskan penafsiran ayat-ayat poligami menurut ulama tafsir yaitu al-Maraghi dan al-Sya‟rawi Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), dengan mengumpulkan data-data dan mengkaji, menelaah bahan-bahan kepustakaan yang terdiri dari sumber data primer yaitu kitab Tafsir al-Maraghi dan Tafsir al-Sya‟rawi, dan didukung oleh sumber data sekunder ialah baik itu buku, jurnal, karya ilmiah, dan kajian literatur lainnya yang isinya berkaitan dengan tema ini. Adapun data yang diperoleh menggunakan metode deskriptif-analitis (descripyive-analytic). Metode tafsir yang dipakai ialah metode muqaran (perbandingan). Hasil penelitian ialah pertama penafsiran al-Maraghi, mengenai ayat-ayat tentang poligami: boleh jika yakin mampu berlaku adil dan tidak ada keraguan sedikitpun dan juga dalam kondisi-kondisi tertentu ataupun dalam keadaan darurat misalnya, istrinya mandul dan lain sebagainya. Kedua, Penafsiran al-Sya‟rawi mengenai ayat-ayat tentang poligami: boleh asalkan jangan yatim perempuan kemudian mampu berlaku adil baik zahir maupun batin dan dalam tafsirnya tentang poligami lebih menekankan pemeliharaan yatim perempuan. Penafsiran al-Maraghi dan al-Sya‟rawi terhadap ayat poligami terdapat persamaan dan perbedaan yang mendasar. Persamaan pandangan keduanya setidaknya ada tiga poin. 1) Keduanya sependapat bahwa surat al-Nisa‟ ayat 3 diturunkan kepada anak yatim. 2) Keduanya sependapat hukum poligami itu boleh. 3) Keduanya sependapat bahwa keadilan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah kemampuan kemanusiaan, seperti adil masalah tempat, fasilitas dan waktu. Perbedaan penafsiran keduanya ada tiga. 1) Al-Maraghi menafsirkan kebolehan poligami adalah kebolehan yang dipersempit berbeda halnya dengan al-Sya‟rawi yang menafsirkan sebaliknya. 2) Al-Maraghi berpandangan tidak boleh melakukan poligami kecuali dalam keadaan darurat serta yakin berlaku adil, bagi al-Sya‟rawi poligami adalah sebuah keniscayaan karena melihat perempuan lebih banyak dibanding laki-laki. 3) Al-Maraghi dan al-Sya‟rawi berpandangan bahwa menikmati budak adalah salah satu solusi bagi yang tidak mampu berlaku adil ketika berpoligami. Namun, al-Sya‟rawi memandang lebih jauh, ia menilai bahwa dengan diperbolehkan menikmati budak adalah satu cara yang diberikan Islam untuk mengurangi perbudakan
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Diperbolehkan menikmati budak adalah satu cara yang diberikan Islam |
Subjects: | Agama Islam > Al-Qur'an dan Ilmu Berkaitan |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama > Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Armen Arfat Pustakawan |
Date Deposited: | 08 Oct 2022 07:43 |
Last Modified: | 08 Oct 2022 07:43 |
URI: | http://repository.uinib.ac.id/id/eprint/11327 |
Actions (login required)
View Item |